Terpilihnya Barrack `Hussein` Obama menjadi Presiden ke-44 Amerika Serikat sejenak menyita perhatian dunia terhadap sosok yang fenomenal sepanjang sejarah Amerika. Begitu pula Indonesia, menjadi salah satu Negara yang juga menyambut baik terpilihnya Obama menjadi Presiden Amerika. Harapan demi harapan datang dari seluruh warga dunia, hanya karena positive track record Obama yang berbeda dari Presiden Amerika sebelum-sebelumnya.
Bagi Indonesia sendiri, Obama adalah sosok yang menjadi bagian dari Indonesia. Sebab beliau pernah tinggal di Indonesia selama beberapa tahun, dan pernah mengenyam pendidikan di SDN Menteng 1 Pagi. Akhirnya, harapan Indonesia seakan melambung tinggi karena ada presiden Amerika pernah mengisi masa kecilnya di Indonesia. Agaknya bayangan yang ada adalah Indonesia ke depan akan jadi anak emas presiden Obama.
Mimpi Indonesia juga terus bertambah untuk Obama dan Amerikanya, setelah kunjungan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinnton ke Indonesia. Hillary Clinton seakan membawa kabar gembira bagi Indonesia, sebagai satu-satunya Negara Asia Tenggara yang dikunjunginya. Apalagi kunjungan Hillary Clinton di Indonesia disambut dengan baik oleh kepala Negara beserta jajarannya. Memang agaknya Hillary ingin menaruh simpatik pada Indonesia, ia sangat mencoba hadir bukan sebagai tamu Negara, namun lebih kepada sahabat. Kehadirannya di RCTI pada acara `Dahsyat` begitu menarik perhatian banyak mata yang menyaksikannya, komunikasinya yang seakan-akan bersahabat lama dengan Indonesia menjadi nilai khusus yang dapat mencuri perhatian dunia. Acara tersebut juga ternyata diliput oleh beberapa channel berita terkemuka di beberapa Negara di Amerika dan Eropa.
Begitulah cerita tentang harapan Indonesia untuk Amerika. Segudang cerita akan membawa angin segar hubungan masa depan Indonesia dengan Amerika. Namun, apakah semua kenyataan ini dapat merubah pandangan kita terhadapa dunia Islam internasional? Janji Obama terhadapa penyelesaian konflik Negara-negara Timur Tengah belum kunjung terealisasi. Obama lebih terlihat masa bodo dengan kondisi yang terjadi di Timur Tengah. Apakah karena janji kampanyenya kepada Israel untuk terus mendukungnya, atau karena Amerika takut kehilangan sekutu sejatinya, yaitu Israel.
Indonesia sebagai Negara Muslim terbesar di dunia tentunya juga menilai bagaimana seharusnya hubungan diplomatik dengan Negara Amerika dibangun. Ini yang terlihat pada saat kunjungan Hillary ke Indonesia. Beberapa organisasi masyarakat dan mahasiswa mendemo penolakan Hillary datang ke Indonesia. Mereka menganggap kehadiran Hillary hanya intrik politik Amerika untuk meminta dukungan terhadapa Amerika, yang akhirnya simpatik Indonesia untuk Amerika akan dimanfaatkan pada masa yang akan datang. Bahkan salah satu ormas Islam yaitu HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) menyatakan bahwa `Obama is New Terrorist` yang dipasang pada spanduk mereka ketika berdemonstrasi.
Sebenarnya point yang terpenting bagi Amerika untuk membuka hubungan lebih baik dengan Negara-negara Islam di dunia apalagi Indonesia adalah penyelesaian konflik Timur Tengah, ini adalah kuncinya. Kalau ini bisa dijawab oleh Amerika, maka jangankan Indonesia, seluruh Negara di dunia akan menyambut baik Amerika sebagai Negara yang ingin berubah memandang dunia.
Dunia internasional saat ini lebih cenderung pada permasalahan konflik Timur Tengah dan perekonomian dunia. Krisis global akan membawa warna baru pada porsi Amerika terhadapa perekonomian dunia. Kalau saja Amerika mau membangun komunikasi yang efektif serta mau lebih banyak mendengar daripada mengambil kebijakan sendiri dalam penyelesaian ekonomi dunia, tentunya akan membawa sedikit baik hubungan dengan Negara-negara di dunia.
Terlepas dari semua itu, kita tidak bisa berharap banyak dengan Obama dan Amerikanya sebelum Obama dan Amerikanya dapat menjawab pertanyaan masyarakat dunia dalam berbagai permasalahan yang selama ini tak kunjung usai. Indonesia akan menjadi harapan dunia apabila hubungannya dengan Amerika dibangun sebagai pengantar komunikasi efektif bagi Negara-negara lain. Semoga saja kehadiran Hillary ke Indonesia bukan hanya sekedar intrik politik, namun lebih kepada harapan baik untuk membangun citra Amerika di mata Dunia. Kita juga berharap agar pemerintah Indonesia tidak hanya memikirkan perasaan elit yang berkuasa di negeri ini karena kedatangan tamu spesial dari negeri paman syam, namun lebih berpihak pada perasaan dunia Islam internasional, dan bagian dari dunia Islam internasional adalah Indonesia sendiri.(On Feb 22, 2009;el-hafid)