Deklarasi Banten Dukung Dunia Tanpa Kekerasan








Kongres Pemuda Internasional 2009 yang berlangsung sejak Selasa (29/9) akhirnya resmi ditutup, Rabu (30/9) malam, di Hotel Marbella Anyer, Kabupaten Serang.


Para peserta kongres menghasilkan 4 hal penting yang tertuang dalam Deklarasi Banten.
Kongres ditutup resmi oleh Staf Ahli Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Prof Dr Johar Arifin yang didampingi Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Prof Dr Arif Rahman dan Asda II Pemprov Banten Apon Suryana. Penutupan kongres yang mengambil tema, “Peran Pemuda Menciptakan Perdamaian Menuju Dunia Tanpa Kekerasan dan Radikalisasi” dilanjutkan acara farewell party (perpisahan) yang diisi hiburan dari para peserta.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kongres Pemuda Internasional 2009 menghasilkan sebuah rekomendasi yang dinamai Deklarasi Banten yang akan dibawa Prof Dr Arif Rahman ke sidang internasional UNESCO, di Paris, Perancis, Senin (5/10) mendatang.
Secara simbolis, Deklarasi Banten diserahkan salah seorang perwakilan peserta, yaitu Clare Cosgrove dari Irlandia Utara, kepada Prof Dr Johar Arifin yang kemudian menyerahkan kepada Arif Rahman. Berdasarkan naskah deklarasi yang diterima Radar Banten, ada 4 hal penting yang direkomendasikan 189 peserta yang berasal dari 37 negara.
Yang pertama, para peserta menganggap bahwa pendidikan memegang peran penting dalam menciptakan proses perdamaian. Karenanya, pendidikan sebaiknya tak hanya bicara soal kemampuan akademis melainkan harus diselipkan kurikulum pengetahuan lintas budaya serta kepedulian sebagai warga dunia. Kurikulum juga harus mendorong para pemuda mendahulukan kepentingan orang lain daripada individualistis.
Rekomendasi kedua, para peserta menganggap bahwa olahraga dan kesenian bisa mendorong terciptanya perdamaian di muka bumi. Karenanya, para peserta menyarankan agar semua negara menggalakkan program olahraga serta lebih sering menggelar program kesenian dan pertukaran kebudayaan.
Hal lain yang direkomendasikan adalah pentingnya peran media dan teknologi menciptakan perdamaian di dunia. Karena itu, para peserta mendesak semua pemerintahan di dunia agar memberikan menciptakan atmosfer yang mendukung kebebasan pers dan perkembangan teknologi. UNESCO juga didorong untuk lebih berperan mengawasi perkembangan dunia pers, terkait isu-isu perdamaian dan kekerasan terhadap sesama.
Rekomendasi terakhir dari Deklarasi Banten adalah pentingnya pengembangan masyarakat, terutama kalangan pemuda, terhadap proses terciptanya perdamaian. Untuk itu, pemerintahan dan kalangan swasta di seluruh dunia harus lebih memperhatikan kehidupan ekonomi masyarakatnya. Selain itu, dialog-dialog antar-sesama dan pemuda harus didukung dan difasilitasi.
Tadi malam, acara penutupan dan perpisahan menjadi begitu terkesan bagi para peserta karena mereka diberi kesempatan untuk mempertunjukkan kebudayaannya masing-masing di atas panggung. Beberapa di antaranya, meski serba terbatas, tampak antusias memperkenalkan budaya mereka kepada peserta lain dan para undangan.
Setelah berkongres di Banten, para peserta akan menuju Bandung, Jawa Barat, hari ini, untuk berekreasi dan meninjau objek pariwisata bersejarah, di antaranya napak tilas Konferensi Asia Afrika 1955. (say)

600 Orang Masuk Islam dalam 24 Jam


By Republika Newsroom
Selasa, 29 September 2009 pukul 00:30:00

600 Orang Masuk Islam dalam 24 Jam

Proyek Jaringan Kereta Api Haramaian

RIYADH--Hidayah turun kepada lebih dari 600 warga Cina yang kini bekerja di proyek jaringan kereta api Haramain di Arab Saudi. Dalam waktu 24 jam, mereka diberi kesadaran akan kebenaran Islam. Seperti dilaporkan situs Gulf News, Saat itu juga mereka kemudian mengucap syahadat dalam sebuah majelis di Makkah.

Warga Cina itu merupakan pegawai Chinese Railway Company, yang memenangkan tender pembangunan jaringan kereta api yang menghubungkan Makkah dan Madinah lewat Jeddah dan Rabigh. Jaringan kereta api ini bakal dibangun sepanjang 450 kilometer (km).

Menurut sekretaris pemerintahan daerah kota Makkah, Dr Abdul Azis Al Khudhairi, fenomena ini juga sekaligus menjadi jawaban atas kritik sebagian masyarakat terhadap pemerintah yang memenangkan perusahaan Cina untuk proyek tersebut. "Keputusan mereka untuk pindah agama hanya berlangsung 24 jam setelah mendapatkan buku tentang Islam dalam bahasa Cina," tutur Abdul Azis.

Kejadina tersebut, kata dia, juga membuatnya bersemangat untuk terus mendakwahkan Islam kepada sekitar 5.000 warga Cina yang bekerja untuk proyek tersebut. Masalahnya, tutur dia, saat ini jumlah buku pengantar tentang Islam yang ditulis dalam bahasa Cina masih sangat terbatas. Proyek itu sendiri dijadwalkan berakhir tahun 2012. irf

Saintis Inggris Beri Penghargaan Ilmuwan Muslim


By Republika Newsroom
Kamis, 08 Oktober 2009 pukul 21:35:00

Saintis Inggris Beri Penghargaan Ilmuwan MuslimMIDDLE EAST ONLINE

Profesor Salim Alhassani

LONDON--Nama baik Islam terukir di kalangan saintis Inggris. Hari ini, Kamis (8/10), seorang profesor ahli sejarah dan peradaban Islam, Salim Al Hassani, dianugerahi penghargaan oleh perkumpulan saintis Inggris atas kiprahnya di bidang akademik. Guru besar asal Universitas Manchester itu dianggap gigih mempromosikan pengembangan ilmu dan teknologi dalam peradaban Islam.

Dalam 20 tahun terakhir, Profesor Hassani mengabdikan dirinya untuk meneliti peradaban Islam di abad ke-7 hingga abad ke-17 di India, Cina, Spanyol, juga Timur Tengah. Hasil penelitiannya ini memberi banyak pengetahuan mengenai sejarah Islam di kalangan akademisi Inggris.

Penghargaan asosiasi saintis Inggris bernama British Science Association ini diberikan setiap tahun kepada tokoh yang dianggap berperan besar mempromosikan keterbukaan ilmiah di masyarakat. Penerima penghargaan itu juga merupakan tokoh yang mendorong dan menginspirasi kaum muda untuk tertarik menekuni kajian sain dan teknologi.

Hasil penelitian panjang itu kemudian dituangkannya dalam buku kumpulan penemuan di dunia Islam. Saat ini dia menjadi pemimpin redaksi penerbitan buku sejarah berjudul '1001 Invention: Muslim Heritage in Our World' (1001 Penemuan: Pelestarian Kebudayaan Islam di Dunia). Buku ini mengupas lebih dalam mengenai penemuan yang muncul dalam ribuan tahun peradaban Islam di bidang sosial, sain, dan teknologi.

Dia berniat untuk menyumbangkan buku tersebu kepada dunia pendidikan di Inggris. Rencananya, dia akan menyiapkan 3.000 eksemplar buku tersebut untuk dibagikan secara gratis kepada sekolah-sekolah di negara tersebut.

Saat memberi sambutan dalam penganugerahan penghargaan tersebut, Presiden British Science Association, Lord May, mengungkapkan bahwa ketertarikannya pada sejarah sain dan teknologi Islam membuat Profesor Hassani memiliki reputasi yang mendunia. "Dia berperan besar dalam mengembangkan materi pengajaran tentang kontribusi saintis dan para teknolog bagi peradaban Islam," tutur dia seperti dikutip Middle East online.

Sedangkan Profesor Hassani mengaku sangat tersanjung dengan penghargaan tersebut. Dia pun merasa keberhasilannya itu bukan dihasilkan dari usaha individu, tapi merupakan sumbangan dari banyak pihak. "Betul sekali pernyataan Isaac Newton bahwa yang membuatnya terlihat lebih dibanding yang lain adalah karena dia berdiri di pundak para 'raksasa' yang menopangnya," ujar Hassani. Dia pun mengaku senang untuk mendapatkan kepercayaan dari asosiasi ilmuwan Inggris untuk terus memperdalam risetnya.

Selanjutnya dia menjelaskan bahwa periode abad ke-7 hingga abad ke-17 atau dikenal Abad Kegelapan, memberi pengecualian bagi Cina, India, dunia Arab, dan wilayah selatan Eropa. Periode ini, sambung dia, merupakan periode awal dikenalnya dunia penerbangan, teknologi rekayasa, pengembangan robot, juga dasar-dasar ilmu matematika, kimia, juga fisika. irf

Petinju Berjilbab di Olimpiade 2012


By Republika Newsroom
Senin, 05 Oktober 2009 pukul 11:59:00

Petinju Berjilbab di Olimpiade 2012

Salah satu anggota tim petinju wanita Afhganistan tengah berlatih

LONDON--Asosiasi Tinju Internasional (IBA) yang memberi gelar dunia sekaligus membawahi kejuaraan mengatakan, petinju Muslim akan diijinkan bertarung di Olimpiade 2012 dengan menjalankan anjuran berpakaian agama mereka. "Kini, tak ada lagi halangan bagi petinju wanita untuk berlaga dalam ring dengan pakaian tertutup," ujar jurubicara IBA seperti yang dikutip Sunday Times, (4/10).

Olimpiade 2012 musim panas di London, bakal menjadi ajang pertama kali yang membolehkan petinju wanita turun di arena ring. Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengatakan wanita akan bertarung di tiga nomor, kelas bulu (48-51 kg), kelas ringan (56-60 kg) dan kelas menengah (69-79 kg), dengan 12 petinju di masih-masing kelas.

Banyak negara dan bangsa Muslim mempertimbangkan mengirim petinju wanita mereka, termasuk yang mengenakan jilbab, ke Olimpiade.

"Permohonan terkait agama harus dipedulikan dan kami berupaya menjadi inklusif sebisa mungkin," ujar pejabat IBA. Maklum saja, isu jilbab dalam olahraga adalah musuh di kalangan Barat akhir-akhir ini.

Januari lalu, bintang atletik, sprinter Muslim dari sekolah menengah Amerika dikeluarkan dari kompetisi karena menggunakan jilbab. Lalu seorang anak Kanada berusia 11 tahun juga dicoret dari turnamen Judo nasional dengan alasan serupa.

Tak hanya itu, pada Maret 2007, Dewan Asosiasi Sepakbola Internasional (IFAB), pemegang kebijakan tertinggi olahraga tersebut, menyatakan jilbab terlarang bagi permainan sepak bola.

Duta besar perdamaian

Satu grup petinju berjilbab Afghanistan kini tengah menyiapkan bertanding di kualifikasi Olimpiade 2012. Di negara yang tercabik perang selama 30 tahun lebih dan dikendalikan masyarakat didominasi pria konservatif, para petinju wanita itu bisa dibilang duta besar perdamaian bagi negara mereka.

Bahkan, sebuah lembaga bantuan berbasis di London, Oxfam, mensponsori para petinju wanita Afghan tersebut, demikian menurut laporan Times. "Kami bangga mendukung para atlet yang menantang stigma terhadap wanita Afghan melalui hal-hal damai," ujar lembaga tersebut.

Di dalam tim petinju wanita Afghan, terdapat 25 atlet yang berusia antara 14 hingga 25 tahun. Mereka kini mengikuti sejumlah sesi latihan keras di stadion Olimpiade Kabul di bawah asuhan pelatih Fadir Sharify, mantan petinju profesional yang membujuk keluarga para atlet, bahwa bukanlah tidak pantas untuk terjun ke ring

Mirwais Wardak, salah satu atlet dalam program tinju Kabul mengatakan, tim itu adalah sebuah langkah besar bagi wanita Afghan. Baginya hal tersebut sebuah tindakan menantang stereotip tentang bagaimana wanita seharusnya berperilaku.

Kementrian Olimpiade Inggris, Tesa Jowell, yang melobi tinju wanita agar diakui dan dimasukkan sebagai salah satu cabang Olimpiade berharap melihat petinju wanita Afghan itu dapat sampai di arena Olimpiade London.

"Fakta bahwa para wanita itu telah membentuk sebuah tim tinju di dalam negara, di mana wanita kerap diperlakukan keras gara-gara berpartisipasi dalam olah raga harus disambut hangat," ujar Tesa. "Semangat mereka layak mendapat keberhasilan,". itz

Al-Azhar: Cadar Bukan Ajaran Islam


By Republika Newsroom
Selasa, 06 Oktober 2009 pukul 13:21:00

Al-Azhar: Cadar Bukan Ajaran Islam

KAIRO--Pimpinan Al-Azhar, institusi pendidikan tertinggi di dunia Sunni, telah memerintahkan para siswi untuk melepas niqab (cadar) selama kunjungan mereka ke sekolah Al-Azhar dan akan membuat larangan resmi pemakaian penutup wajah (cadar) di sekolah-sekolah. Demikian dilaporkan surat kabar Al-Masri Al-Youm pada hari Senin (5/10).

"Kenapa kamu mengenakan cadar ketika duduk di kelas sementara semua temanmu wanita?" tanya Imam Besar Al-Azhar, Syekh Mohamed Sayyid Tantawi, kepada seorang siswi kelas 8.

Gadis muda itu terkejut dengan pertanyaan yang datang dari ulama pimpinan Al-Azhar tersebut. Seorang guru berusaha untuk menjelaskannya. "Dia melepaskan niqabnya di dalam kelas, tetapi ia hanya memakainya di saat Anda masuk dengan rombongan Anda."

Namun Syekh Tantawi tidak puas dan bersikeras bahwa gadis muda tersebut harus melepas cadar yang menutup wajahnya. "Niqab adalah sebuah tradisi dan tidak ada hubungannya dengan Islam."

Setelah gadis itu menuruti perintahnya untuk membuka niqab, Syekh Tantawi kemudian meminta supaya gadis tersebut tidak memakainya lagi. "Saya berkata kepadamu lagi bahwa niqab itu tidak ada hubungannya dengan Islam dan hanya sekadar kebiasaan. Saya memahami agama lebih baik daripada kamu dan orang tuamu."

Sebagian besar perempuan Muslim di Mesir mengenakan jilbab, yang merupakan aturan wajib berpakaian dalam Islam. Namun fenomena makin maraknya wanita mengenakan cadar rupanya telah menggelisahkan pemerintah dan beberapa kalangan intelektual Al-Azhar.

Kementerian pelayanan wakaf dan agama baru-baru ini telah menyebar buklet di masjid-masjid yang berisi penentangan terhadap praktik penggunaan cadar. Mayoritas ulama Islam pun meyakini bahwa seorang wanita tidak wajib untuk menutupi wajah atau tangannya. Mereka percaya bahwa hal tersebut merupakan hak setiap wanita untuk memutuskan apakah akan menutup wajah dengan cadar atau tidak.

Imam Besar Al-Azhar berjanji untuk mengeluarkan larangan terhadap cadar di semua sekolah yang terkait dengan Al-Azhar. "Saya berniat untuk mengeluarkan peraturan yang melarang niqab di sekolah-sekolah Al-Azhar. Tidak ada siswa atau guru yang akan diizinkan masuk ke sekolah dengan mengenakan niqab," kata Syekh Tantawi.

Didirikan pada tahun 359 H (971 M), Masjid Al-Azhar menarik cendekiawan dari dunia Muslim dan tumbuh menjadi sebuah universitas ternama dan terpandang di seluruh penjuru dunia. Universitas Al-Azhar telah menjadi kiblat ilmu agama Islam selama berabad-abad. Kelas pertama di Al-Azhar diberikan pada tahun 975 M dan kampus pertama dibangun 13 tahun kemudian.

Al-Azhar pertama kali menerima kehadiran murid wanita pada tahun 1961, namun ditempatkan dalam kelas terpisah hingga sekarang. Di tahun yang sama, subyek-subyek tentang teknik dan kedokteran mulai ditambahkan pada kelas-kelas syariah, Alquran, dan bahasa Arab. iol/taq

Bokova, Sahabat Dunia Islam yang Anti-Islamofobia


By Republika Newsroom
Rabu, 07 Oktober 2009 pukul 07:32:00

Bokova, Sahabat Dunia Islam yang Anti-Islamofobia

PARIS--Kepala United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) yang baru terpilih, Irina Bokova asal Bulgaria, menyatakan kekagumannya pada budaya dunia Arab dan Islam. Seperti dilansir islamonline.net, Bokova mengatakan, kebudayaan memainkan peran yang amat signifikan dalam dunia Arab dan Islam.

"Saya mengenal dunia Islam dengan mendalam berkat warisan kebudayaannya yang sangat besar dan berbagai museum yang menjadi saksi hidup peradaban ini," tutur Bokova, kepala UNESCO wanita pertama yang berasal dari negara eks koloni Uni Soviet.

Bokova mengaku menikmati pameran yang diadakan Institut Dunia Arab di Paris yang menggelar kekayaan khazanah dunia Arab dan Islam. "Salah satu tugas saya sebagai pemimpin UNESCO yaitu ikut menyalakan cahaya untuk kekayaan khazanah peradaban besar ini," katanya.

Bokova menampik tuduhan dirinya didukung kekuatan lobi Israel dan pihak Yahudi saat pemilihan kepala UNESCO lalu. Beredar rumor, pihak Yahudi melakukan lobi untuk memperbesar peluang Israel meyahudikan Al-Quds dengan menduduki Yerusalem Timur. "Saya tidak pernah terkait lobi semacam itu saat pemilihan kemarin," tegas Bokova.

Mengenai Yerusalem, Bokova mengingatkan, kota tersebut sudah tercatat dalam Daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO. "Dengan demikian, Yerusalem telah dilindungi dari berbagai ancaman kekerasan dunia internasional karena statusnya sebagai warisan budaya itu," ucap Bokova.

Pihak Israel yang lobinya dikenal kencang di UNESCO dilaporkan ketakutan jika sampai terpilih kepala dari dunia Arab atau muslim terkait rencana mereka meyahudikan Al-Quds, kota suci ketiga bagi umat Islam setelah Makkah dan Madinah.

Bokova mengalahkan Farouq Hosni, kandidat kepala UNESCO asal Mesir. Hosni adalah menteri kebudayaan Mesir yang dijagokan oleh anggota asal Arab dan Afrika. Mengenai kekalahannya, Hosni menduga UNESCO telah 'dipolitisasi'. Hosni sempat diunggulkan memenangkan pemilihan kepala UNESCO di ronde-ronde awal. Sepanjang pemilihan memang berkembang isu 'utara versus selatan' yang mengacu pada kandidat asal Eropa lawan Afrika.

"Kemenangan saya dengan 31 suara merupakan kemenangan bagi dunia ketiga dan saya sendiri, maka saya tidak menganggap diri saya sebagai kandidat dari utara. Saya kandidat dari Bulgaria, negara yang tak memiliki standar untuk disebut negara 'utara'. Lagipula, Bulgaria tak pernah menjadi bagian dari koloni," urai Bokova.

Sang kepala UNESCO kembali menyatakan seruannya bagi dunia bahwa menghormati keanekaragaman budaya berarti menjadi makin toleran terhadap sesama. Bokova memberi penekanan pada menjembatani perbedaan berbagai budaya dan masyarakatnya, termasuk dalam memerangi rasisme. "Islamofobia adalah fenomena berbahaya dan harus dihadapi seperti tindakan rasisme lainnya," tegas Bokova.

"Sebagai kepala UNESCO, saya pribadi siap berkerja untuk mengendalikan fenomena ini," tutur Bokova seraya berbagi pengalamannya bersama komunitas muslim Bulgaria, di negara asalnya. "Di Bulgaria terdapat kelompok muslim Turki pendatang selain komunitas muslim Bulgaria yang telah lama ada," jelasnya.

Bokova bercerita, ia tumbuh besar di desa kecil dimana 80 persen penduduknya adalah muslim. "Saya menghabiskan masa kecil saya dalam suasana yang demikian," ucapnya. Bokova melanjutkan, dahulu ia kerap mengunjungi neneknya yang tinggal di perkampungan muslim. "Kehidupan pribadi saya telah diwarnai aneka kebudayaan dan kebiasaan bertoleransi," urainya.

"Saya memiliki ikatan personal dan budaya dengan dunia Arab. Saya memiliki pemahaman yang baik (mengenai dunia Arab dan Islam, rep) karena saya tahu mengenai dunia ini dan budayanya," tukasnya. Bokova menyatakan, dirinya siap menyambut siapapun untuk bekerja sama dan menjernihkan semua kesalahpahaman. c15/kpo

Ikhwan: Tantawi Harus Turun

By Republika Newsroom

Kamis, 08 Oktober 2009 pukul 13:28:00

Ikhwan: Tantawi Harus TurunISLAMONLINE.NET

KAIRO--Syekh Mohamed Sayyid Tantawi, Imam Besar Al-Azhar, telah membuat kontroversi pada hari Senin lalu ketika ia meminta seorang siswi Al-Azhar untuk melepas cadar yang dikenakannya. Syekh Tantawi juga berjanji akan mengeluarkan larangan resmi pemakain tutup muka di lingkungan sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang berafiliasi dengan institusi terkemuka di dunia Islam Sunni tersebut.

"Tantawi tidak boleh dibiarkan tetap menjabat sebagai Imam Besar; dia menyakiti Al-Azhar setiap kali dia mengatakan sesuatu," ungkap Hamdi Hassan, seorang anggota parlemen dari Ikhwanul Muslimin, kelompok oposisi terbesar di Mesir, kepada AFP, Rabu (7/10), seperti dikutip Islamonline.net.

Imam Agung Al-Azhar merupakan jabatan tertinggi dalam institusi Islam bergensi tersebut. Jabatan tersebut ditunjuk oleh presiden dan diperlakukan, dalam hal protokol dan gaji, sejajar dengan perdana menteri.

Mengapa Dilarang

Kebanyakan kritik terhadap Syekh Tantawi ini tidak dalam konteks pandangannya mengenai cadar, tetapi lebih kepada kebijakannya dalam melarang pemakain cadar. "Saya percaya bahwa niqab bukanlah suatu kewajiban, tetapi itu adalah keuntamaan," kata Hamdi Hassan.

Tapi Hamdi Hassan masih tidak mengerti mengapa Tantawi ingin melarangnya. "Kenapa larangan itu dari Al-Azhar? Ini adalah lembaga keagamaan, bukan sebuah akademi tari perut."

Hal serupa juga diungkapkan Syekh Ali Abu al-Hasan, mantan ketua Dewan Fatwa di Islamic Studies Institute (ISI) Kairo. Ia berpendapat bahwa walaupun tidak diperlukan dalam Islam bagi perempuan untuk menutupi wajah mereka, Al-Azhar harus mengizinkan wanita untuk memilih apa yang ingin mereka kenakan.

"Tak ada satu institusi pun yang berhak untuk memerintahkan seorang wanita untuk menghapus bentuk gaun yang disetujui oleh Umar bin Al-Khattab, kecuali untuk tujuan identifikasi dan alasan keamanan," kata Abu al-Hasan kepada Al-Jazeera.

"Niqab tidaklah bertentangan dengan syariat atau hukum Mesir." Pada tahun 2001, seorang peneliti wanita yang tidak diizinkan memasuki perpustakaan Universitas Amerika di Kairo karena ia mengenakan niqab membawa kasusnya ke Mahkamah Agung dan akhirnya menang.

Keputusan pengadilan yang melarang niqab secara total adalah sesuatu yang tidak konstitusional. Husam Bahgat, aktivis HAM Mesir, menuduh pemerintah melakukan tindakan "sewenang-wenang" terhadap perempuan yang mengenakan niqab. "[Mereka] dibatasi dari subsidi pemerintah untuk perumahan dan gizi karena mereka dianggap ekstrimis."

Sekitar puluhan mahasiswi, yang mengenakan cadar, melakukan protes di depan Universitas Kairo pada hari Rabu karena ditolak aksesnya ke asrama. "Aku punya ujian dalam dua minggu. Saya belum menemukan sebuah rumah dan aku tidak bisa belajar," kata seorang mahasiswi yang mengaku bernama Fatin. "Apa yang terjadi dengan kebebasan individu? Kosmetika dibebasan, tetapi niqab dilarang?" imbuhnya.

Pro Syekh Tantawi

Abdul Hamid al-Atrash, anggota Islamic Studies Institute (ISI), mengatakan tidak ada yang salah dengan kebijakan tersebut, terlebih saat ini cadar telah sering disalahgunakan oleh para pengacau dan pembuat masalah. "Bahkan ada kasus seorang laki-laki memasuki sekolah dan asrama (khusus perempuan) dengan memakai cadar. Jadi tidak ada alasan kenapa sebuah keputusan yang menguntungkan umat dan bangsa tidak dapat dikeluarkan", kata al-Atrash.

Sementara itu, Prof. Dr. Abdul Mo'ti Bayumi, anggota Dewan Riset Al-Azhar, mengatakanmayoritas ulama Al-Azhar akan mendukung dan sepakat dengan setiap ide dan ijtihad Syekh Tantawi. "Kita semua setuju bahwa niqab bukanlah ajaran agama," kata Bayoumi.

"Talibanlah yang telah memaksa perempuan untuk mengenakan niqab... Fenomena ini telah menyebar dan menjadi tren, dan itu harus dihadapi... Waktunya telah tiba," imbuh Bayumi. alj/iol/taq

Jumlah Muslim Dunia Melonjak Tajam

Jumlah Muslim Dunia Melonjak Tajam

satu dari empat penduduk dunia adalah Muslim (survei The Pew Forum)

NEW YORK--Berapa jumlah Muslim di dunia saat ini? The Pew Forum on Religion and Public Life menyodorkan data: jumlah Muslim dunia melonjak hampir 100 persen dalam beberapa tahun ini. "Rata-rata di tiap negara bertambah dari semula 1 juta menjadi 1,8 juta penganut," tulis laporan terbaru tentang riset yang dilakukan selama tiga tahun itu.

Angka pastinya, menurut laporan itu, jumlah penganut Islam di seluruh dunia saat ini mencapai 1,57 miliar jiwa. "Kini, hampir satu dari empat penduduk dunia mempraktikkan ajaran Islam," tulis laporan itu.

Dari jumlah itu, dua pertiga Muslim tinggal di 10 negara. Indonesia -- yang disebut dalam laporan itu sebagai negara yang sangat toleran kendati Muslim dominan -- disebut sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Jumlah Muslim di Indonesia adalah sebesar 203 juta atau 13 persen dari seluruh penduduk Muslim dunia. Sebanyak 60 persen jumlah Muslim dunia tiggal di kawasan Asia, bukan di Timur Tengah, tempat asal ajaran agama ini.

Eropa disebut sebagai negara yang pertumbuhan jumlah penduduk Muslimnya sangat cepat. Kini benua itu menjadi rumah bagi 38 juta Muslim, atau lima persen dari seluruh populasi. Jumlah penduduk Muslim di Jerman lebih kurang 4 juta orang, hampir sama dengan jumlah gabungan Muslim di Amerika Utara dan Selatan. Prancis dalam laporan itu memiliki jumlah Muslim paling sedikit di Eropa, namun secara prosentase adalah tertinggi.

Di Benua Amerika, sebanyak 4,6 juta Muslim tinggal di sana dan hampir separuh dari jumlah itu ada di Amerika Serikat. Sedang di Kanada jumlah Muslimnya mencapai 700 ribu jiwa, atau 2 persen dari seluruh populasi.

The Pew Forum on Religion and Public Life juga menyodorkan data yang cukup mencengangkan. Misalnya saja, jumlah penduduk Muslim di German ternyata lebih banyak dari Lebanon, Muslim di Cina lebih banyak dari Suriah, dan Muslim di Russia lebih banyak dari gabungan jumlah Muslim di Yordania dan Libya. Sedang jumlah Muslim di Ethiopia, negeri Katholik Ortodoks di Afrika, jumlahnya sebanding dengan Afghanistan.

"Pendapat bahwa Islam identik dengan Arab dan Arab adalah Islam sama sekali keliru," ujar Amaney Jamal, asisten profesor di Princeton University yang mereview penelitian itu. Ia menyebut hasil penelitian The Pew ini sangat konprehensip, khususnya dalam data terkini jumlah Muslim di dunia. Apalagi setelah perang global melawan terorisme yang kerap diterjemahkan sebagai perang melawan Islam oleh penduduk di banyak negara non-Muslim.

Menurut forum ini, penelitian yang dilakukan di 232 negara itu baru penelitian pendahuluan. Tahun depan mereka berencana merilis hasil penelitian dengan menyodorkan data terkini plus prosentase tingkat pertumbuhan jumlah penduduk Muslim di masing-masing negara di dunia. Pada tahun yang sama, mereka juga akan merilis studi tentang perkembangan penyebaran agama Kristen di dunia. n ap/tri

Universitas Islam Pertama di AS


By Republika Newsroom
Selasa, 06 Oktober 2009 pukul 07:34:00

Universitas Islam Pertama di AS

Imam Zaid Shakir adalah seorang muallaf yang menghabiskan waktu bertahun-tahun belajar Islam di Afrika Utara dan Timur Tengah

Sejumlah cendekiawan dan organisasi Muslim AS, akan mendirikan Zaytuna College di Berkeley.

Mulai munculnya kepercayaan Presiden AS, Barack Husein Obama, pada umat Islam untuk menduduki tempat terhormat di parlemen, penasihat presiden, serta usaha Muslim AS menggelar shalat Jumat di Capitol Hill, pertengahan September lalu, kini umat Islam di California (AS), makin bernapas lega. Mereka bersepakat untuk mendirikan lembaga pendidikan tinggi (universitas) berbasis Islam di negara bagian California.

Sejumlah cendekiawan dan organisasi Muslim di Amerika Serikat (AS) akan mendirikan universitas Islam yang terakreditasi di Berkeley, California, mulai musim panas tahun depan. Universitas Islam yang akan diberi nama Zaytuna College ini, ibarat mimpi yang menjadi kenyataan bagi warga Muslim AS yang sejak lama mengumpulkan dana dan menunggu waktu yang tepat, untuk mendirikan universitas itu.

Imam Zaid Shakir, Syaikh Hamza Yusuf, dan Dr Hatem Bazian adalah tiga cendekiawan dan tokoh Muslim AS yang mencetuskan ide pembangunan universitas Islam, yang akan menggunakan motto Where Islam Meets America.

Cikal bakal dari universitas ini sudah dirintis sejak tahun 1996, ketika Hamza Yusuf mendirikan Zaytuna Institute di San Francisco, yang memberikan program pendidikan dan kursus bahasa. Lima tahun kemudian, Imam Zaid Shakir membuat proyek percontohan dengan membuka program teologi dan hukum.

Pengembangan Zaytuna Institute menjadi universitas Islam Zaytuna College, membawa misi untuk memberikan pendidikan dan menyiapkan para profesional, intelektual, dan pemuka agama agar memiliki komitmen moral yang berdasar pada tradisi keilmuan yang Islami, memiliki wawasan terhadap perkembangan budaya terkini, serta cara berpikir kritis di tengah kehidupan masyarakat modern.

Khusus untuk konflik Israel-Palestina, Shakir mengatakan, kebijakan bagaimanan konflik itu digambarkan untuk para mahasiswa akan diserahkan bahwa kebijakan masing-masing profesor yang mengajar.

''Kami berharap siapa pun yang mengajar di universitas ini, bisa melihat dampak secara menyeluruh dari isu-isu yang diangkat dari berbagai sudut pandang dan bisa memberikan penilaian yang mendalam dan benar, tentang situasi yang terjadi. Mereka juga diharapkan bisa menstimulasi para mahasiswa untuk memikirkan solusi dari konflik-konflik, dengan cara yang adil dan bijaksana,'' jelas Shakir.

Dua jurusan
Untuk tahap awal, Zaytuna College akan membuka dua jurusan, yakni jurusan bahasa Arab dan jurusan studi agama Islam serta hukum Islam. Zaytuna College membuka pendaftaran bagi siapa saja, laki-laki dan perempuan tanpa melihat latar belakang agama dan ras.

Shakir menegaskan, siapa saja boleh menjadi mahasiswa, termasuk orang-orang Yahudi yang mau belajar di universitas itu. Karena, menurutnya, di Zaytuna Institute banyak siswa Yahudi yang ikut kursus bahasa Arab.

Lebih lanjut Shakir mengatakan, kebutuhan komunitas Muslim tidak jauh berbeda dengan kebutuhan komunitas agama lain. ''Sebagai komunitas Muslim, kita perlu membangun sebuah institusi yang bisa membuat kita menjaga nilai-nilai yang kita miliki,'' kata Shakir dalam keterangan persnya di New Jersey, bersama lembaga Council for the Advancement of Muslim Professionals.

Rencana pembangunan universitas Islam Zaytuna College mendapat respons positif di AS karena dianggap menanamkan ajaran Islam moderat. Omid Safi, profesor di jurusan studi Islam University of North Carolina-Chapel Hill, mengatakan, Zaytuna College bisa menjadi institusi yang berpengaruh dalam membentuk pola pikir Muslim Amerika.

Namun, pendapat berbeda dilontarkan oleh Mahmoud Ayoub, pensiunan profesor bidang studi Islam di Temple University dan pernah bekerja untuk departemen luar negeri AS untuk urusan dunia Islam.

''Saya tidak tahu apakah akan menyekolahkan anak saya ke Zaytuna College, karena sekolah itu hanya mengajarkan soal tradisi. Generasi muda harus hidup. Saya lebih suka berbaur dengan beragam orang dan tidak suka hidup dalam ghetto (kelompok minoritas yang hidup dalam satu tempat),'' ujarnya. dia/erm/taq

Swiss Larang Poster Antimenara Masjid

By Republika Newsroom
Kamis, 08 Oktober 2009 pukul 06:10:00


GENEVA--Komisi Federal Swiss Melawan Rasisme melarang beredarnya poster berbau fitnah rasial, yang mempropagandakan penolakan pembangunan minaret (menara masjid) di negara tersebut. "Komisi meyakini hal ini bisa mengancam stabilitas sosial dan keamanan umum," tutur juru bicara lembaga tersebut sebagaimana dikutip AFP.

Partai Rakyat Swiss telah mengeluarkan poster kampanye bergambar wanita yang mengenakan burka dengan latar belakang bendera Swiss dan beberapa menara masjid menyerupai misil yang ditegakkan. "Stop! Katakan ya untuk pelarangan menara masjid," bunyi poster-poster berbahasa Prancis dan Jerman itu, mengacu pada referendum yang diadakan untuk pembangunan minaret. Komisi pemerintah menyebut poster-poster tersebut membangun prasangka buruk dan menyajikan pencitraan Islam dengan cara yang tidak patut.

Sebelumnya, Basel dan Lausanne telah mengkategorikan poster-poster tersebut rasis dan melarangnya beredar di ruang-ruang publik. Salah satu grup media terbesar di Swiss, Ringier, mengatakan mereka tidak akan mempublikasikan poster tersebut. Grup Tages-Anzegier dan 20 Minutes juga mengatakan hal senada. Partai Rakyat Swiss mengklaim telah mengumpulkan lebih dari 100 ribu tanda tangan untuk mendorong terjadinya referendum atas isu menara masjid setelah Senat Swiss menolak proposal pelarangan yang mereka ajukan.

Kampanye antimenara masjid telah menimbulkan suasana yang tidak menyenangkan, dan pemerintah setempat telah menyatakan kampanye tersebut melawan konstitusi serta diskriminatif. Partai haluan tengah-kanan Swiss, Partai Demokrasi Bebas, juga tidak setuju dengan ide kampanye tersebut. Mereka menyatakan hal itu hanya akan menghadirkan kesulitan bagi penduduk Muslim di wilayah setempat.

Para uskup Katolik Roma Swiss telah mengimbau para pemilih untuk menolak proposal pelarangan pembangunan menara masjid. Amnesty International memperingatkan, proposal tersebut mengarah ke eksploitasi ketakutan terhadap Muslim dan mendorong xenofobia untuk keuntungan politik praktis semata.

Komisi Federal Swiss Melawan Rasisme mengatakan, poster tersebut mendorong masyarakat menyamakan kaum minoritas Muslim di Swiss dengan ancaman bahaya. "Hal ini sama dengan memfitnah komunitas Muslim Swiss yang cinta damai," kata mereka. Isu antimenara masjid ini telah mengagetkan umat Muslim Swiss yang berjumlah sekitar 350 ribu jiwa.

Walaupun Islam adalah agama terbesar kedua di Swiss, selama bertahun-tahun komunitas Muslim di wilayah ini berjuang keras untuk bisa mendapatkan pengakuan dari komunitas masyarakat lainnya. Mereka kerap menjadi objek kebencian dari oknum yang tak bertanggung jawab.

Masjid di Swiss biasanya merupakan gudang atau pabrik yang dialihkan fungsinya. Di Berne, masjid terbesar didirikan di bekas basement gedung parkir. Di seluruh penjuru Swiss, hanya terdapat empat masjid yang memiliki menara masjid. Namun tak satupun dari menara itu difungsikan untuk memperdengarkan azan. c15/irf

Positive Thinking vs Negative Thinking

Oleh : Abdurrahma El-Hafid

Membangun kekuatan pikiran dalam setiap kita melakukan sesuatu adalah awal yang baik. Dalam setiap prilaku kita dalam berpikir, ada yang berpikir posItif ada juga yang berpikiran negatif. Atau dalam istilah agama disebut dengan Husnudzhan untuk berpikiran postif dan Suudzhan untuk yang berpikiran negatif. Sekarang bagaimana dua pola berpikir ini dapat mempengaruhi cara berpikir kita yang lain dan dapat juga berpengaruh pada sejauh mana manfaat yang kita dapat dari segi ibadah atau amal.

Setiap orang inginnya kehidupan ini berjalan ideal, namun bukan kehidupan namanya apabila selalu ideal. Sebab inilah tabi`at dari kehidupan. Kita tentunya tidak ingin berpikiran negatif kepada seseorang, namun kondisi lingkunganlah yang terkadang memengaruhi cara berpikir kita. Akhirnya kita menjadi manusia terpengaruh, bukan manusia berpengaruh.

Marilah kita lihat bagaimana sesungguhnya positive thinking dan negative thinking ini berpengaruh dalam diri kita. Pada saat kita berburuk sangka kepada orang lain, maka ketika sangkaan kita betul kita telah mendapatkan 2 kejelekan, kejelekan yang pertama karena buruk sangka itu adalah bagian dari akhlak tercela, dan kejelekan yang kedua karena ketika buruk sangka itu benar, kita merasa berbahagia, sementara orang yang terbongkar aibnya merasa terzhalimi. Dan ini harus dibedakan dengan istilah tabayyun, memperjelas keragu-raguan. Sedangkan pada saat sangkaan kita salah kepada orang lain kita juga mendapat 2 kejelekan, yaitu kejelekan dari berburuk sangka kepada orang lain dan kejelekan karena telah memfitnah orang lain. Itulah bagaimana sesungguhnya berburuk sangka itu dapat menjadikan kita tidak bisa mengatur hati kita untuk mengerti kepada orang lain.

Selanjutnya bagaimana Positive Thinking dapat berpengaruh pada diri kita. Pada saat kita berbaik sangka kepada orang lain, maka ketika sangkaan baik kita betul kita telah mendapatkan 2 kebahagiaan, kebaikan yang pertama adalah karena baik sangka adalah bagian dari akhlaq mulia, dan kebaikan yang kedua adalah kebaikan telah membahagiakan orang lain karena baik sangka kita. Sedangkan pada saat prasangka baik kita kepada orang lain salah, maka sesungguhnya kita mendapatkan 1 kebaikan, yaitu kebaikan dari berbuat sangka.

Inilah sesungguhnya Positive Thinking versus Negative Thinking, memiliki perbedaan yang sangat jauh. Jadi, lebih baik kita berbaik sangka, sebab, salah dan betulnya mendapatkan kebakan, namun sebaliknya ketika kita berburuk sangka, benar mendapatkan kejelekan dan salah juga mendapatkan kejelekan.

Lahirkan terus dalam diri kita pribadi-pribadi yang positif, berpikir dari fithrah manusia untuk memberikan yang terbaik bagi orang lain. Jadikanlah diri kita menjadi pribadi yang mampu menampilkan pribadi baik. Hanya orang-orang baiklah yang akan menuaikan kebaikan, maka berbuatlah kebaikan sebanyak-banyaknya agar Anda selalu menuai kebaikan dari kebaikan yang Anda pernah tanam sebelumnya kepada orang lain.

Positive thinking akan membuat hidup kita lebih hidup, lebih bermakna dan lebih bermanfaat. Anda akan merasakan kesegaran yang luar biasa dalam hidup Anda ketika Anda sudah mulai menerapkan positive thinking tersebut. Anda lah yang akan memulainya, Anda sendiri yang akan menikmati kesegarannya. Selamat mencoba dan menikmati!

”Inilah sesungguhnya Positive Thinking versus Negative Thinking, memiliki perbedaan yang sangat jauh. Jadi, lebih baik kita berbaik sangka, sebab, salah dan betulnya mendapatkan kebaikan, namun sebaliknya ketika kita berburuk sangka, benar mendapatkan kejelekan dan salah juga mendapatkan kejelekan”.

Melihat dari Sisi Lain

Oleh : Abdurrahman El-Hafid

Dalam setiap permasalahan kita sering kali menyalahkan orang lain kalau orang lain yang melakukan kesalahan. Padahal kita belum mengetahui sesungguhya apa yang terjadi pada orang yang kita persalahkan itu. Pada saat bawahan kita di perusahaan kita salah membuat laporan, kita dengan hebatnya memberikan puluhan kata-kata tidak sopan kepada bawahan kita, padahal mungkin yang terjadi adalah ia salah karena pada saat membuat laporan anaknya sakit akhirnya ia tidak konsentrasi. Bagi Anda yang memiliki staff dalam sebuah perusahaan, ketika staff Anda datang terlambat, apa yang terjadi? Bisa jadi Anda memarahinya. Padahal boleh jadi ia datang terlambat karena perjalanannya menuju kantor sangat macet sekali sehingga ia datang terlambat dan tidak bisa datang tepat waktu.

Banyak hal yang akan terjadi apabila kita hanya melihat dari satu sisi yang sama. Artinya kita tidak melihat banyak kemungkinan ynag akan terjadi sesungguhnya. Kita hanya berpikir hidup ini ideal dengan apa yang kita inginkan, padahal hidup ini penuh dengan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjaadi di luar perkiraan kita. Maka, buatlah diri kita bisa memposisikan pada posisi orang lain agar kita juga merasakan apa yang orang lain rasakan. Kita tidak lain menghakimi orang lain dengan mengukur diri kita tanpa melihat dari sisi orang lain. Akhirnya yang terjadi adalah kita pusing dengan kelakuan diri kita sendiri. Cobalah untuk mengerti apa yang orang lain lakukan. Boleh jadi apa yang terjadi pada diri orang lain tersebut adalah penyelamat hidup kita, hanya saja kita tidak mengetahui apa rahasia Allah yang diberikan kepada kita. Buatlah orang lain agar nyaman ada di dekat kita.

Melihat dari sisi lain, begitulah istilah dari mencari seribu satu alasan untuk mengelola hati kita agar tidak terjebak dari berpikir negatif kepada orang lain. Terkadang kita egois terhadap orang lain, dan kita tidak bisa sportif dalam memberikan pandangan terhadap orang lain. Seperti layaknya hukum, kita hanya mau kalau orang lain salah dihukum, tetapi kalau kita yang salah malah kita tidak mau dihukum. Padahal tidak ada bedanya kita dengan yang lain dari segi hukum. Sisi ini sangatlah penting dalam membangun sebuah motivasi dalam lingkugan kita. Kita harus menjadi contoh untuk memberikan yang terbaik untuk orang lain lewat diri kita. Jangan sampai kita hanya menjadi bagian yang hanya melengkapi tanpa ada pengaruhnya apa-apa, jadikan setiap dari kita memberikan kontribusi terbaik untuk orang lain.

Lihat setiap permasalahan dari sisi lain, agar kita tenang menghadapai sesutau yang kita sedang dan akan hadapi. Sebab, memberi saja tidak cukup tanpa harus mengikhlaskan pemberian kita. Oleh karenanya, berikan yang terbaik untuk orang lain, kemudian ikhlaskanlah!.

It`s time for you to do something!. Yah, inilah saatnya untuk melakukan sesuatu untuk orang lain. Bersemangatlah dengan pekerjaan terbaru Anda memberikan yang terbaik untuk orang lain. Saat ini, pekerjaan Anda bukan hanya pekerjaan kantor, namun pekerjaan Humanistic, pekerjaan kemanusiaan, tepatnya nilai-nilai kemanusiaan. Anda, saya dan kita semua akan menuju pekerjaan baru kita. Mari mulai dengan perbuatan yang terkecil, minimal memberikan senyuman pada setiap orang yang berpapasan dengan kita. Dengan cara tersebut kita sudah mengambil bagian dalam pekerjaan baru kita, setelah itu menujulah pada tahapan-tahapan selanjutnya. Anda tidak akan dapat bersemangat kalau Anda tidak bisa menyemangati orang lain. Sebab semangat Anda juga semangat orang lain!

Tebarkan kesemangatan itu pada orang lain. Posisikan diri Anda pada posisi orang lain. Kalau teman Anda, saudara Anda sedang kesusahan, posisikan diri Anda pada posisi yang tepat agar ia, sahabat dana teman Anda merasakan kalau Anda ada bersama ia dalam suka maupun duka. Selamat mencoba..!

“Mari mulai dengan perbuatan yang terkecil, minimal memberikan senyuman pada setiap orang yang berpapasan dengan kita”.

 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates