POTRET SALAF; Menciptakan `Syurga` Dengan Membaca

Oleh : Abdurrahman El-Hafid

Bacalah! : Sebuah Pesan dari Langit

Membaca adalah pesan langsung dari langit, penuh makna mengawali perjalann suci ke-Rasul-an Muhammad dengan diturunkannya ayat “Bacalah!” dalam wahyu pertama Al-Qur`an surat Al-Alaq. Inilah interpretasi menyelam pengetahuan di lautan tanpa basah, melihat galaxi di langit tanpa terbang, mengetahui isi tubuh kita tanpa masuk dan dioperasi, merasakan gawatnya perang diponogoro dengan membaca, kita bisa tau perjalanan hijrah Nabi dengan membaca, berada dimana saja tanpa bergeser dari tempat duduk dengan membaca. Dunia ini bisa kita genggam kalu mata kita cinta baca.

“Bacalah!”[1] kalimat ini mengawali perjalann sejarah manusia ke depan, mengawali sebuah peradaban baru, menerobos nilai-nilai kejahiliahan, menggema untuk merubah sebuah kebiasaan. Indahnya Al-Qur`an, mengawali sejarah turunnya wahyu dengan pesan yang mengandung makna terdalam dalam hidup. Padahal waktu itu Rasulullah SAW adalah orang yang ummi, namun inilah Allah yang maha mengetahui dari apa yang kita tidak ketahui. Aktivitas membaca bukanlah pesan kosong dari para pecinta buku, namun ini adalah pesan dari langit yang melalui malaikat Jibril disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW.

Karena membaca adalah pesan dari langit, maka begitu pulalah apa yang telah dilakukan oleh para pewaris para Nabi, yaitu para salafussalih yang seluruh hidupnya dihabiskan dengan membaca. Mari kita belajar dari potret hidup mereka, potret spirit of reading yang begitu tinggi dan menempatkan membaca dalam posisi yang sangat mulia sebagaimana pesan dari langit.


Bersama buku hingga di surga

Al-Hafizh Abul Ala` Al-Hamadzani seorang ulama terkemuka di Baghdad yang begitu cinta dengan ilmu, menghabiskan waktunya untuk membaca dan terus membeli serta mengoleksi buku. Beliaulah ulama yang diriwayatkan pernah bermimpi berada di suatu kota yang sangat indah yang semua dindingnya terbuat dari buku. Di sekelilingnya juga banyak buku yang memenuhi ruangan tersebut. Pada saat itu ada yang bertanya kepada dirinya, “Ada apa dengan buku-buku ini?” Ia menjawab, “Saya pernah memohon kepada Allah agar Dia menyibukkan saya dengan kesibukan yang pernah saya lakukan di dunia, dan Dia pun mengabulkannya di Surga”.

Begitulah kecintaan seorang ulama terhadap buku-buku yang dibacanya, sampai kecintaannya mengantarkan dirinya menebus mimpi berada di surga bersama buku.

Teman sepanjang hidup

Abu Abdullah bin Al-A`rabi, seorang penulis buku terkenal bernama Al-Gharib. Ia pernah ditanya tentang pendapatnya, “Siapakah orang yang membuat Anda merasa bahagia dan senang?” Maka, ia pun memegang buku-bukunya, lalu berkata, “Buku-buku ini” Kemudian, ia ditanya lagi, “Dari kalangan manusia?” Ia menjawab, “Orang-orang yang ada di dalamnya.” Lalu ia bersyair :

Bukuku adalah teman yang tak pernah bosan mendampingi

Ketika hartaku menipis, ia tetap bermuka manis

Bukuku adalah kekasihku, saat semua kekasih telah tiada

Senantiasa ia kurayu sekiranya ia faham rayuanku

Bukuku adalah rekanku, tak pernah ku hawatir ia kan bosan

Ia selalu berbincang denganku dan tak pernah takut aku kan merasa bosan

Kitabku adalah lautan yang tak pernah berkurang pemberiannya

Ia senantiasa menghamburkan hartanya untukku saat hartaku berkurang

Kitabku adalah penunujuk jalan bagiku menuju tujuan yang terbaik

Ia senantiasa membimbinngku, dan ia adalah yang mengarahkan.

(Kitab Taqyidul-`Ilmi, hlm.125)

Begitu Al-Arabi, menjadikan buku sebagai teman sejati dalam hidupnya, mebaca dan terus membaca, mengantarkan dirinya menemukan teman sepanjang hidup, bersyair menjadi pecandu buku, perindu syurga, karena membaca adalah pesan dari langit.

Selama 40 tahun tidur bersama buku di dada

Kisah yang tidak kalah menginspirasinya adalah kisah seorang ulama terkemuka yang selama 40 tahun menghabiskan umumrnya dengan tidur bersama buku di dadanya. Ialah seorang ulama masyhur sahabat Imam Abu Hanifah bernama Al-Hasan Al-Lu`lu`I Al-Kufi. Dikisahkan di dalam kitab Al-Hayawan, Al-Jahiz berkata, “Saya mendengar Al-Hasan Al-Lu`lu`I berkata, `Selama 40 tahun saya tak pernah istirahat siang, tidur malam, ataupun berbaring melainkan di atas dada saya ada buku.”


Subhanallah, yang telah menciptakan makhluk seperti Al-Hasan Al-lu`lu`I, memberikan motivasi bagi kita untuk selalu menjadikan buku dan aktivitas membaca sebagai teman tiap detiknya dari umur kita.


Beginilah potret para ulama salaf yang begitu cinta terhadap buku dan aktivitas membaca. Masih banyak ulama-ulama besar yang begitu cinta terhadap buku. Seperti ulama bernama Abdul Ghani yang matanya rabun karena kebanyakan membaca dan menelaah buku. Ibnu tabban, yang menghabiskan seluruh malamnya hanya untuk membaca. Kemudian juga ada ulama yang bersedih sepanjang hidupnya hanya karena menjual buku-bukunya, ia bernama Abul Hasan Al-Fali. Atau juga seperti Al-Mustanshir billah Abul Ash Al-Hakam bin Abdurrahman Al-Umawi (Sang Penakluk Andalusia) yang gemar sekali membaca dan mengoleksi buku, hampir 200.000 buku ia miliki dan sudah dibaca.


Segelintir kisah para ulama dan Salafusshalih tersebut adalah pecut untuk kita semua, sejauh mana kita mencintai buku dan aktivitas membaca. Mereka sebagai tonggak perjalanan peradaban ini, dan kita adalah pemilik sah dari peradaban ini. Mau dibawa kemana peradaban ini tergantung apa yang kita miliki saat ini, karena kita adalah apa yang kita baca.


Ternyata, membaca bukanlah hanya sekedar sebagai hobi, melainkan sebagai konsep hidup seseorang. Karena membaca dapat mempengaruhi pola pikir, pandangan bahkan prilaku. Diri kita sebenarnya adalah apa yang kita baca. Ketika orang itu banyak membaca buku tentang ekonomi dan bisnis, maka akan lahir benih pandangan untuk berbisnis. Begitu juga ketika kita banyak membaca buku-buku tentang biografi para tokoh, maka terkadang kita ingin sekali menjadi tokoh tersebut dan meniru tingkah laku serta kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.


Inilah buku, ruhnya dapat masuk ke alam bawah sadar manusia, mengrogoti setiap pemikiran yang dangkal. Orang bisa jadi sesat dan liberal karena baca buku, dapat menduduki kedudukan paling tinggi pun karena membaca buku. Begitulah tafsir modern tentang Bercinta dengan buku.


Kalau ada pertanyaan kita mau pilih kue atau buku, maka mungkin banyak orang yang memiliki kue, karena kenikmatan rasa kue yang akan langsung dinikmati. Tapi sebenarnya, kalau kita memilih kue, maka setelah kue habis dimakan kita hanya akan mendapatkan kenikmatan sesaat, kemudian rasanya akan hilang seiring habisnya kue tersebut. Namun, apabila kita memilih buku, maka boleh jadi kita akan merasakan nikmatnya buku sampai kapan pun. Apalagi kalau bukunya berisi tentang cara membuat kue, kita malah akan menciptakan banyak kue yang dapat kita makan. Maka tak salah kalau buku yang kita pilih bung!


Gerakan Masyarakat Gemar Baca

Orang-orang Eropa yang mayoritas beragama yahudi dan nasrani sedang berpikir dan berlomba-lomba agar bagaimana caranya perpustakaan buku mereka lebih besar dari rumah-rumah mereka. Mereka telah mendahului kita, padahal pesan membaca milik kita dan membumi di agama kita.

Sebenarnya, kalau kita mau kita juga bisa melakukan apa yang sedang mereka lakukan tentang ilmu dan buku. Hanya saja terkadang kita menjadi umat yang sombong, yang tidak mau mengakui kesalahan kita.

Marilah mulai saat ini kita membangun komunitas-komunitas membaca, jadikan rumah kita menjadi majelis membaca. Jadikan pojok-pojok kosong dari masjid, pasar, kebun, halaman, kamar dan kampung kita ramai dari aktivitas membaca. Demi hidup lebih baik....!



1 QS.Al-Qalam : 1

GHOZWUL FIKRI Me-Refresh pemikiran Islam


Oleh : Abdurrahman El-Hafid

Disampaikan pada acara Diklat Ekonomi Islam yang diselenggarakan oleh KES (Kajian Ekonomi Syari`ah pada tanggal 25 Desember 2009 di IAIN SMH Banten)

Ukuran huruf

Menyelami kembali makna dan interpretasi Ghozwul Fikri

Cukup sudah Islam dijadikan dalil lisan para Orientalis, dalil germo kebebasan berpikir dan dialek para misionaris. Saat ini mari kita menguji sejauh mana bacaan pemikiran Islam kita. Kini saatnya Me-Refresh pemikiran Islam kita dan Anda. Salah satunya adalah menggali kembali tentang “Ghozwul Fikri”.

Menurut Irwan Prayitno Ghazwul Fikri adalah serangan pemikiran, budaya, mental dan konsep yang berterusan dan dilakukan secara sistematik, beraturan, terencana yang dirintis oleh pihak kafir terhadapa muslim sehingga muncul perubahan umat Islam pada gaya hidup dan tingkah laku. Ghozwul Fikri adalah solusi alternatif kaum kafir untuk dapat menghancurkan umat Islam. Sebab pada hakikatnya ini adalah buah rasa dendam yang dimiliki oleh kaum kafir terhadap umat Islam setelah kalah pada “Perang Salib” dalam peperangan fisik. Karena mereka (red.kaum kafir dkk) sudah tidak mampu melwan dengan perlawannan fisik, maka dibuatlah strategi baru untuk melwan dan mengalahkan Islam, yaitu dengan “Ghozwul Fikri” atau perang pemikiran.

Mulailah istilah Ghozwul Fikri menjadi bahan diskusi ke-Islam-an para penikmat pojok-pojok diskusi, menikmati makna lain atau memaknai dengan warna baru tentang Ghozwul Fikri. Memberikan sentuhan lain dalam konteks teritorial geografis daerah tertentu, semisal Ghozwul Fikri dalam konteks ke-Indonesia-an.

Pandangan sejarah Islam tentang Ghozwul Fikri, maka tidak terlepas dari peran kekhalifahan pada saat masa-masa keemasan samapi pada kehancuran. Pada saat sebelum jatuhnya khilafah, GF telah lahir dalam bentuk asalnya berupa penyebaran faham para orientalis, yaitu mereka yang menjelek-jelekkan Islam dengan menggunakan Islam sebagai dalil. Atau menggorek kelemahan Islam lewat dalil yang ada di dalam Islam. Beginilah sesungguhnya kebobrokan dalam faham orientalis bagi Islam, walaupun Islam tidak pernah mengungkapkan dalam lisannya kalaupun memiliki lisan bahwa orientalis adalah musuh Islam. Kemudian pada masa itu juga selain orientalisme yang disebarkan, ternyata Kristenisasi juga menjadi gerakan bawah tanah mereka. Mereka memanfaatkan kaum muslim yang sudah meragukan ajaran Islam untuk mewadahi dalam kepercayaan baru, yaitu Kristen. Mereka juga melihat peluang kemiskinan yang merajalela pada saat itu dengan memberikan kebutuhan hidup mereka, dan akhirnya simpatik tumbuh di hati si miskin tersebut dengan politik balas budi. Usaha melemahkan kekhalifahan juga dilakukan dengan cara memutus hubungan negeri-negeri dengan khilafah. Ini dikembangkan untuk menumbuhkan perpecahan negeri untuk tidak lagi mengacu pada khilafah, maka prinsip pemisahan dari khalifah yang akan dikembangkan pada fase berikutnya.

Setelah khilafah runtuh pada tahun 1924 di masa Khalifah Abbasiyah, maka strategi menghancurkan Islam dirubah dengan berkonsentrasi pada pemisahan antara Agama dengan Negara. Disebarkanlah isu pemisahan tersebut karena Agama tidak bisa berjalan bersamaan dalam Negara. Akhirnya muncullah Distrust atau ketidakpercayaan terhadap Khilafah. Dari hasil penyebaran pemahaman ini muncullah faham yang disebut dengan Nasionalisme atau faham kebangsaan yang saat itu disebut dengan naluri Ashobiyah. Akhirnya negera-negara terpecah dan tidak lagi menggunakan sistem Khilafah. Disinilah tahapan kedua keberhasilan mereka dalam menghancurtkan sistem Islam.

Setelah tahapan kedua mereka berhasil meruntuhkan khilafah, mereka tidak tinggal diam, tapi mereka mengatur strategi baru dalam memerangi Islam lewat Ghozwul Fikri. Pada tahapan ini mereka menyebarkan faham Sekulerisme di bidang pendidikan, penerangan, perundang-undangan, menegakkan nasionalisme serta pembebsan wanita dalam konteks tertentu. Sekulerisme mereka menjadi teori yang di-design sebagai rancangan jangka panjang ke depan dalam menghancurkan Islam.

Sesungguhnya Al-Qur`anpun telah memberikan pandangannya terhadap serangan terhadapa Islam yaitu dalam bidang Politik, Militer dan Ekonomi. Serangan di bidang politik telah ada di dalam Al-Qur`an dalam Surat Al-An`am : 123 “Dan demikianlah pada setiap negeri Kami jadikan pembesar-pembesar yang jahat atau penjahat-penjahat besar agar melakukan tipu daya di negeri itu. Tapi mereka hanya menipu diri sendiri tanpa menyadarinya”Begitupula di dalam bidang militer telah dijelaskan dalam surat Al-Baqarah : 217 dan tentang Ekonomi dalam surat At-taubah ayat 34.

Mereka juga akan menggerogoti bidang Ekonomi (ex: Free Trading, tukar uang, pembayaran hutang, politik balas budi dengan MOU bantuan sosial dan lain-lain). Merusak akhlak dengan cara menampilkan tontonan yang mengalahkan tuntunan, lewat media dll. Mereka juga akan berusaha menghancurkan fikrah

MUSLIM WORLD OUTREACH (MWO) for INDONESIA

Inilah bahasan menarik tentang Islam. Indonesia, sebagai diskursus paling fenomenal di seluruh dunia. Indonesian Traveller di Amerika dan Eropa menjadi turis yang bukan semabarang turis, tetapi juga objek diskusi tentang Islam, demokrasi dan pluralisme. Karena mereka selalu mengatakan belajarlah Demokrasi dan Pluralisme dari Negeri bernama Indonesia. Banyak Agama, suku, bahasa dan budaya hidup rukun dalam satu Negri bernama Indonesia.

Negeri jamrud katulistiwa, yang memiliki banyak pulau dan terkenal kesuburannya samapi tongkat saja bisa jadi tumbuhan. Wajar kalau produk-produk Handphone dari merk terkenal di dunia memilih Indonesia sebagai tempat First Launching. Karena mereka mengenal pasar Indonesia sebagi negeri konsumen yang luar biasa.

Sekarang mari kita lihat apa strategi orang-orang kafir untuk menghancurkan Islam. Strategi yang mereka lancar saat ini diberi nama denag MWO (Muslim World Outreach). Adapun isi dari strategi mereka adalah sebagai berikut:

1. Sekularisme dan Demokrasi merupakan kriteria pengelompokan Muslim (Moderat dan tidak moderat, radikal atau islamist)

2. Kelompok moderat didorong dan dibantu untuk melakukan kampanye mendiskreditkan kelompok radikal. Paul Wolfowitzh pernah berkata “This fight must be fought most emphatically in the Muslim world itself, and by muslims.”

Dalam hal ini kelompok moderat didorong untuk memperbanyak hasil kajian yang menunjukan kesesuain Islam dengan sekularisme, demokrasi dan ide-ide turunannya. Ex : “Teologi Negara Sekuler”

Sebagaimana yang diungkapkan oleh ZEYNO BARAN, analisis dari the nixon center dan juga penasehat strategi MWO memberikan saran “You provide money and help create the political space for Moderate Muslims to organize, publish, broadcast and translate their work ” (Anda sediakan dana dan bantu membuat ruang politik bagi Muslim moderat untuk mengorganisasi, mencetak, menyebarkan, dan menterjemahkan hasil kerja mereka).

Salah satu aktor institusinya adalah U.S Agency for International Development (USAID) yang membantu mensponsori program mata pelajaran kewarganegaraan di UIN Syahid Jakarta dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Program penelaahan Fiqih Islam yang bertujuan untuk menunjukan kesesuaiannya dengan demokrasi dan hak asasi manusia di Univ.Paramadina, Jakarta. Program pertukaran pelajar dan cendekiawan muslim yang dilaksankan oleh International Center for Islam and Pluralism. Program Radio “Islam dan Toleransi” yang disiarkan oleh 40 radio di 40 kota dan penulisan 100 surat kabar di seluruh Indonesia per-minggu.

Indonesia merupakan target pertama dari strategi MWO. Global Information and influence Team yang dibentuk oleh the CIA`s office of transnational issues menyelenggarakan konferensi diplomasi publik yang memfokuskan pada pembahasan strategi untuk mempengaruhi enam negara, termasuk di antarnya Indonesia.

Indonesia sebagai target pertama MWO dapat difahami karena selain paling sekuler (moderat) dan paling banyak jumlahnya, muslim Indonesia sangat lemah alam mengakses Khazanah Islam (hambatan bahasa), sehingga interpretasi Islam bergantung pada ulama dan media.

3. Media Massa adalah merupakan alat yang penting bagi MWO

Ghozwul Fikri dalam Konteks Ke-Indonesia-an

1. Indonesia sebagai negara Konsumen (Standardisasi pada angka dominan, walaupun Indonesia juga memproduksi)

2. Banyak Launching Merk HP ternama di Indonesia dengan alasan tersebut di atas.

3. Teori Ekonomi Barat (Kapitalis)

4. Siapa yang berperan mentransfer ekonomi barat ke Indonesia (mentri perekonomian, Background menteri perekonomian,mentri-mentri titipan dari Barat)

5. Mengapa Harus Indonesia? (Negara Muslim Terbesar di Dunia)

6. Angka peringkat Indonesia dalam perekonomian

7. Dibalik Isu “Global Economy Crisis” (ex : Iran-Indonesia)

8. Tantangan Bank Syari`ah dan Ekonomi Islam

9. Strategi Bank Konvensional Menyaingi Bank Syari`ah

10. Teori Riba (Bunga Bank)

11. Sosialisasi perdagangan Islam melalui Dinar dan Dirham

12. Indonesia; Free Marketing Product J

 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates