Runtuhnya Madzhab Sepak Bola Dunia

Abdurrahman “Djorkaeff” El-Hafid[1]

Segera kubuka laptop kesayanganku, tak kuasa rasanya menahan kekecewaan yang dalam setelah Argentina kalah telak dengan Jerman 4-0 (03/07/10). Benar-benar pukulan yang berat bagi para pecinta sepak bola Argentina di World Cup 2010 South Africa ini, keajaiban demi keajaiban datang bagi tim-tim yang di luar prediksi. Begitu juga bagi para pecinta sepak bila Brazil yang juga kalah tipis dengan Belanda dengan skor 2-1 untuk Belanda (02/07/10).
Sejak awal piala dunia 2010 ini memang banyak sekali peristiwa yang di luar dugaan, Perancis yang tidak masuk 16 besar, juara bertahan piala dunia 4 tahun yang lalu yaitu Italia yang juga tidak bisa memperthankan juaranya, sampai kepada tim sepak bila Inggris yang dikenal dengan permainan menyerangnya. Semua jagoan-jagoan sepak bola dunia angkat koper lebih dulu dari Afrika Selatan sebelum pertandingan final.
Angin segar tentunya datang bagi para pemain belanda dan Jerman, satu tiket untuk maju ke babak berikutnya telah mereka miliki, kita lihat pada sisa jadwal pertandingan berikutnya untuk menentukan juara sesungguhnya piala dunia 2010 di Afsel ini. Kita juga tidak bisa menafikan juara-juara baru yang semangat bertarung mereka, dibuktikan dengan menaklukan tim-tim besar. Tentu bukan hanya faktor keberuntungan, namun yakin bahwa mereka telah mempersiapkan kemenangan-kemenangan mereka sejak jauh-jauh hari. Karena kemenangan hanya dibedakan dari usaha dan semangat untuk menjadi sang juara. Setiap peserta dalam sebuah pertandingan berlatih untuk menjadi Sang juara, tinggal sejauh dan sekeras apa mereka berlatih.
Sepak bola, olah raga kelas dunia yang menggerakan patriotisme dan nasionalisme kebangsaan melalui ajang World Cup. Setiap Negara mempertahankan gengsinya di sini, wajar kalau bagi Negara-negara yang belum masuk piala dunia, untuk masuk piala dunia saja sudah untung, apalagi berpikir untuk menjadi juara dunia. Pertaruhan nama baik bangsa menjadi satu yang menarik di Piala Dunia, mereka para pemain di liga-liga besar seperti di Itali, Inggris, Jerman dan yang lainnya, kembali ke Negara asal untuk membela dan mempertahankan kreadibilitas negaranya masing-masing, walaupun mereka akan bertemu dengan pemain satu klub liga mereka.
Tapi beginilah kompetisi, ada yang menang dan ada yang kalah. Hajatan besar piala dunia kali ini memang sangat luar biasa, wajar saja kalau perputaran uang dan taruhan barang berputar cepat di kafe-kafe dan tempat nonton bareng piala dunia, menjadi ajang taruhan antar tim kesayangan mereka. Terlepas dari itu semua, sangatlah wajar kalau sejenak kita menikmati hiburan yang hanya datang 4 tahun sekali saja, sambil di dalam hati berdo`a semoga tim Garuda MERAH-PUTIH masuk ke dalam Piala Dunia.:-)
Bagi saya, Argentina dan Brazil adalah potret madzhab sepak bola yang patut untuk diacungkan jempol. Brazil dengan sepak bola indahnya sepanjang sejarah selalu menampilkan tontonan yang menarik yang bukan sekedar olah raga, tapi seni dan tekhnik. Ronaldo, icon sepak bola yang ketika setiap orang berbicara sepakbola, maka yang ada dipikiran mereka adalah Ronaldo. Anak-anak kecil pun ikut membotak kepala mereka demi untuk dibilang seperti Ronaldo. Dan ketika orang melihat kepala botak, yang diingat adalah Ronaldo. Luar Biasa, masa-masa yang pernah kita lewati bersama para pecinta sepak bola. Namun, kali ini runtuh ditangan Negara kincir angin belanda.
Argentina, madzhab persepakbolaan dunia yang pernah mencatat sejarah besar gol tangan tuhan Maradonna yang saat ini menjadi pelatih sekaligus Alumni bagi tim argentina menjadi satu karakter khusus permainan yang dikenal “ngotot”. Prediksi Ronaldo pada saat awal-awal piala dunia dimulai bahwa di pertandingan final nanti sangat mungkin kalau Argentina bisa bertemu dengan Brazil. Namun, prediksi si kepala pelontos ini kandas di perempat final piala dunia, keduanya bahkan tidak masuk ke pertandingan final.
Selamat jalan duta-duta sepak bola terbaikku, kalaupun Dewi fortuna belum datang di Afrika Selatan ini, yakinlah bahwa dia telah menunggumu di Piala Dunia selanjutnya. Untukmu Brazil, Argentina, Inggris dan Itali.(Panancagan-Serang:23:30)



[1] Pecinta dan penggila Sepak Bola
   Pendukung fanatik sepak bola Inggris, Brazil, Itali dan Argentina, plus Indonesia

Aktivis Mahasiswa; Antara Prestasi dan Eksistensi


Oleh: Abdurrahman El-Hafid1

Aktivis, kata yang penuh makna kuat yang disandarkan kepada siapa saja yang memiliki aktivitas di dalam sebuah komunitas, baik di dalam organisasi atau lembaga yang dengan keberadaannya untuk memperjuangkan roda organisasi tersebut. Mereka bekerja tanpa berharap imbalan apapun, kalaupun ada imbalan maka sifatnya terbatas dan tidak tetap, karena begitulah aktivis, bukan seorang pegawai. Definisi kata tersebut boleh jadi berbeda dengan kenyataan, karena memang begitulah dalam memaknai sesuatu, setiap kita memiliki sudut pandang yang berbeda. Namun dari sinilah penulis ingin mengawali satu topik yang memang cukup klasik, namun unik untuk dibicarakan.

Aktivis Mahasiswa, rangkaian kata yang mungkin pas untuk kawan-kawan yang menjadi mahasiswa plus. Dikatakan plus, karena selain sebagai mahasiswa mereka juga plus menjadi pemimpin atau anggota dalam organisasi kemahasiswaan, baik di internal maupun eksternal. Kepemimpinan serta pergerakan di kemahasiswaan menjadi satu format gerakan ekstra parlementer yang terus konsisten dan massif mengadakan perlawanan bagi kebijakan pemerintah yang ke luar dari jalur yang telah ditentukan.

Sebagai Agent of Change, Social control serta Iron Stock, maka aktivis mahasiswa tidak henti-hentinya terus bergerak dan melakukan control murni tanpa tendensi apa pun untuk setiap kepentingan rakyat. Selama ketidakadilan masih berada di bumi yang konon menjadi potret demokrasi di dunia, maka selama itulah mahasiswa akan menjadi partner control yang setia mengawal pada setiap kebijakan.


Menghadirkan kembali semangat yang pernah membara

Catatan panjang sejarah gerakan mahasiswa yang telah menorehkan banyak tinta perjuangan. Kita juga mungkin masih bisa mengingat kembali bagaimana gerakan yang luar biasa oleh kawan-kawan mahasiswa `98 untuk menggulingkan pemerintahan orde baru. Keringat, darah dan air mata, bahkan nyawa menjadi taruhan mereka untuk melahirkan satu era yang disebut dengan “era reformasi”. Kalaupun perjuangan itu harus dibayar mahal dengan terselipnya masa transisi yang cukup panjang dan menguras otak untuk mengembalikan bangsa ini pada jati dirinya.

Dari pra penggulingan orde baru sampai pasca orde baru, kemudian masa transisi dan era reformasi menjadi satu format rapih yang telah disusun oleh para pencetus masa yang kita nikmati saat ini. Mereka bukan orang sembarangan, deretan nama dibalik serentetan peristiwa-peristiwa bersejarah tersebut adalah tokoh muda mahasiswa yang memiliki tingkat intelektualitas yang tidak bisa diragukan lagi. Sebut saja Amien Rais, tokoh yang menjadi motor penggerak saat itu bersama kawan-kawan muda yang lain. Ia bukan orang sembarangan, ia dikenal orang yang sangat kritis dan memiliki tingkat kecerdasan yang luar biasa, terbukti dengan pengalaman pendidikannya yang mampu menembus pasar beasiswa di eropa, timur tengah dan Amerika. Sangat wajar kalau bangsa ini mampu melewati masa-masa transisi yang sulit, karena tokoh-tokoh muda aktivis mahasiswa berani bertanggung jawab untuk menentukan nasib bangsa ke depan melalui kapabilitas yang mereka miliki. Mereka mempertaruhkan eksistensi mereka melalui intelektualitas.

Tidak sampai pada nama Amien Rais saja, sederetan nama pun kembali hadir dalam dunia perpolitikan dan kepemimpinan nasional. Mantan-mantan aktivis mahasiswa ini seolah hadir dalam waktu yang tepat untuk memberikan solusi terhadap permasalahan bangsa. Anas Urbaningrum, mantan ketua PB HMI, Andi Rahmat dan Fahri Hamzah mantan ketua Umum KAMMI Pusat serta kawan-kawan mantan aktivis mahasiswa di PMII, GMNI, IMM, BEM Nasional, BEM SI, BEM Nusantara dan masih banyak lagi. Mereka adalah aset yang sangat luar biasa, yang dapat menunjukan arah eksistensi gerakan mahasiswa tanpa melupakan unsur intelektualitas.

Inilah bahan renungan kita (red: Aktivis Mahasiswa) yang telah diberikan satu anugerah status sebagai seorang aktivis kemahasiswaan. Para pendahulu kita telah membuktikan bahwa setiap langkah gerakan mereka selalu melalui pisau analisa yang tajam, tidak hanya sekedar ingin bergerak, namun gerakan yang memiliki dasar yang kuta yang lahir bukan hanya sekedar lintasan pikiran tapi proses kajian yang matang. Begitulah Anis Matta dalam bukunya Menikmati Demokrasi.

Bahtera yang besar ini membutuhkan nahkoda-nahkoda yang cerdas dan briliant untuk menerjang samudera yang terhampar luas. Maka, tidak ada lagi calon-calon nahkoda dalam bahtera ini yang bermalas-malasan dalam belajar, berprestasi dan bekerja keras, sebab mereka tidak akan jadi seorang nahkoda yang baik, karena mereka tidak mengetahui arah mata angin, dan arah mata angin tersebut adalah kesucian hati.”







1 Presiden Mahasiswa BEM KBM IAIN “SMH” Banten Periode 2009-2010
Alumni English Program for International, University of South Carolina, U.S.A

Aktivis Mahasiswa; Antara Prestasi dan Eksistensi


Oleh: Abdurrahman El-Hafid1

Aktivis, kata yang penuh makna kuat yang disandarkan kepada siapa saja yang memiliki aktivitas di dalam sebuah komunitas, baik di dalam organisasi atau lembaga yang dengan keberadaannya untuk memperjuangkan roda organisasi tersebut. Mereka bekerja tanpa berharap imbalan apapun, kalaupun ada imbalan maka sifatnya terbatas dan tidak tetap, karena begitulah aktivis, bukan seorang pegawai. Definisi kata tersebut boleh jadi berbeda dengan kenyataan, karena memang begitulah dalam memaknai sesuatu, setiap kita memiliki sudut pandang yang berbeda. Namun dari sinilah penulis ingin mengawali satu topik yang memang cukup klasik, namun unik untuk dibicarakan.

Aktivis Mahasiswa, rangkaian kata yang mungkin pas untuk kawan-kawan yang menjadi mahasiswa plus. Dikatakan plus, karena selain sebagai mahasiswa mereka juga plus menjadi pemimpin atau anggota dalam organisasi kemahasiswaan, baik di internal maupun eksternal. Kepemimpinan serta pergerakan di kemahasiswaan menjadi satu format gerakan ekstra parlementer yang terus konsisten dan massif mengadakan perlawanan bagi kebijakan pemerintah yang ke luar dari jalur yang telah ditentukan.

Sebagai Agent of Change, Social control serta Iron Stock, maka aktivis mahasiswa tidak henti-hentinya terus bergerak dan melakukan control murni tanpa tendensi apa pun untuk setiap kepentingan rakyat. Selama ketidakadilan masih berada di bumi yang konon menjadi potret demokrasi di dunia, maka selama itulah mahasiswa akan menjadi partner control yang setia mengawal pada setiap kebijakan.


Menghadirkan kembali semangat yang pernah membara

Catatan panjang sejarah gerakan mahasiswa yang telah menorehkan banyak tinta perjuangan. Kita juga mungkin masih bisa mengingat kembali bagaimana gerakan yang luar biasa oleh kawan-kawan mahasiswa `98 untuk menggulingkan pemerintahan orde baru. Keringat, darah dan air mata, bahkan nyawa menjadi taruhan mereka untuk melahirkan satu era yang disebut dengan “era reformasi”. Kalaupun perjuangan itu harus dibayar mahal dengan terselipnya masa transisi yang cukup panjang dan menguras otak untuk mengembalikan bangsa ini pada jati dirinya.

Dari pra penggulingan orde baru sampai pasca orde baru, kemudian masa transisi dan era reformasi menjadi satu format rapih yang telah disusun oleh para pencetus masa yang kita nikmati saat ini. Mereka bukan orang sembarangan, deretan nama dibalik serentetan peristiwa-peristiwa bersejarah tersebut adalah tokoh muda mahasiswa yang memiliki tingkat intelektualitas yang tidak bisa diragukan lagi. Sebut saja Amien Rais, tokoh yang menjadi motor penggerak saat itu bersama kawan-kawan muda yang lain. Ia bukan orang sembarangan, ia dikenal orang yang sangat kritis dan memiliki tingkat kecerdasan yang luar biasa, terbukti dengan pengalaman pendidikannya yang mampu menembus pasar beasiswa di eropa, timur tengah dan Amerika. Sangat wajar kalau bangsa ini mampu melewati masa-masa transisi yang sulit, karena tokoh-tokoh muda aktivis mahasiswa berani bertanggung jawab untuk menentukan nasib bangsa ke depan melalui kapabilitas yang mereka miliki. Mereka mempertaruhkan eksistensi mereka melalui intelektualitas.

Tidak sampai pada nama Amien Rais saja, sederetan nama pun kembali hadir dalam dunia perpolitikan dan kepemimpinan nasional. Mantan-mantan aktivis mahasiswa ini seolah hadir dalam waktu yang tepat untuk memberikan solusi terhadap permasalahan bangsa. Anas Urbaningrum, mantan ketua PB HMI, Andi Rahmat dan Fahri Hamzah mantan ketua Umum KAMMI Pusat serta kawan-kawan mantan aktivis mahasiswa di PMII, GMNI, IMM, BEM Nasional, BEM SI, BEM Nusantara dan masih banyak lagi. Mereka adalah aset yang sangat luar biasa, yang dapat menunjukan arah eksistensi gerakan mahasiswa tanpa melupakan unsur intelektualitas.

Inilah bahan renungan kita (red: Aktivis Mahasiswa) yang telah diberikan satu anugerah status sebagai seorang aktivis kemahasiswaan. Para pendahulu kita telah membuktikan bahwa setiap langkah gerakan mereka selalu melalui pisau analisa yang tajam, tidak hanya sekedar ingin bergerak, namun gerakan yang memiliki dasar yang kuta yang lahir bukan hanya sekedar lintasan pikiran tapi proses kajian yang matang. Begitulah Anis Matta dalam bukunya Menikmati Demokrasi.

Bahtera yang besar ini membutuhkan nahkoda-nahkoda yang cerdas dan briliant untuk menerjang samudera yang terhampar luas. Maka, tidak ada lagi calon-calon nahkoda dalam bahtera ini yang bermalas-malasan dalam belajar, berprestasi dan bekerja keras, sebab mereka tidak akan jadi seorang nahkoda yang baik, karena mereka tidak mengetahui arah mata angin, dan arah mata angin tersebut adalah kesucian hati.”







1 Presiden Mahasiswa BEM KBM IAIN “SMH” Banten Periode 2009-2010
Alumni English Program for International, University of South Carolina, U.S.A

DAYA DUKUNG KEMENANGAN (Muqowamah An-Nashr)


Oleh : Abdurrahman El-Hafid

Kemenangan, sebuah gunung emas dari setiap harapan dan damba, dari setiap kompetisi dan kejuaraan, dari setiap usaha dan kerja, dari setiap ikhtiar dan tawakkal, dari setiap do`a dan pengharapan. Inilah kata yang membangkitkan lelahnya sang petarung, menghidupkan semangat yang telah mati, membidik kembali sasaran yang telah kabur, membeli barang yang tak ternilai sebelumnya, membumikan langit yang teramat tinggi. Kata yang selalu didamba, kata yang tak pernah lelah untyk disebutkan oleh para pejuang. Ia selalu ada dalam setiap langkah setelah berjuang, bertanding dan berusaha.

Itulah sudut pandang manusia yang terbatas pada kemenangan dunia saja, karena banyak juga mereka yang tidak faham dengan hakikat dari kemenangn tersebut. Mereka mendahulukan doa mereka dengan “Ya Rabb, kalupun kami menang, kami ucapkan Alhamdulillah, dan kalahpun Alhamdulillah”, padahal mereka belum mulai untuk bekerja untuk mendapatkan hasil, tapi mereka telah mendahulukan doa tersebut. Padahal itu adalah doa dari akhir kerja yang panjang, diberikan bagi mereka yang telah selesai menunaikan tugasnya lalu berkata : “Ya Rabb, kalaupun kami menang, kami ucapkan Alhamdulillah, dan kalahpun Alhamdulillah”.

Beginilah sesungguhnya kita diajarkan untuk bagaimana meluruskan niat dan menyeimbangkannya dalam etos kerja kita dalam berjuang. Berikut adalah Muqowamah An-nashr atau upaya dalam mendukung kemenangan dalam dakwah maupun kerja-kerja lain.



  1. Keikhlasan

Inilah satu pondasi dasar mengawali kemenangan dalam bingkai Islam. Mereka yang paling ikhlas adalah mereka yang paling dekat dengan kemenangan. Mereka mengawali kerjanya karena Allah, bukan karena jabatan atau kedudukan, jadi kalupun mereka tidak mendapatkan jabatan atau kedudukan tersebut, mereka akan lebih besar menerimanya dengan ikhlas, kerena memang mengawali dengan keikhlasan. Ikhlas, ia teramat mudah untuk disebut, tapi berat untuk dilaksanakan. Ia berkata “saya ikhlas..” tapi dia ucapkan kepada orang lain agar orang lain mengetahui bentuk keikhlasan dia. Padahal. Itu adalah bentuk bahwa ia belum ikhlas. Bukankah Imam Al-Ghazali telah memberikan satu definisi tentang sebuah keikhlasan, bahwa keikhlasan itu adalah seperti orang yang sedang buang air besar, ia ikhlas membuang kotoran ia tanpa berharap kembali. Yah, begitulah ikhlas kalu dianalogikan.

Konsep awal dari sebuah kemenangan adalah Ikhlas, karena banyak yang kalah kemudian tidak menerima kekalahannya. Mereka mengambil sikap yang frontal demi mengekspresikan kekalahannya, padahal yang menang dan yang kalah hanya dibedakan dengan usahanya saja. Biqodri ma tata`anna, tanalu ma tatamanna, segala hasil yang kita terima dan dapatkan adalah tergantung pada usaha yang kita lakukan.




  1. Kepercayaan

Kepercayaan atau trust adalah modal selanjutnya setelah keikhlasan. Ia lahir dari sebuah proses yang cukup panjang dan tidak instant. Proses yang dialami dari aktivitas sentuhan pada setiap aktivitas keseharian, ia lahir dari kebersamaan, dari sejauh mana persaudaraan dibangun, dari transaksi jual-beli, dari sejauhmana janji yang ditepati dan dari banyaknya bukti apakah layak atau tidak kepercayaan itu diberikan.

Inilah kemenangan kita, Anda dan saya. Kemenangan yang telah direncanakan kehadirannya. Ia sangat berpengaruh dalam setiap langkah kemenangan. Memberikan kepercayaan kepada orang yang telah kita usung sebagai pemimpin, kepada mereka yang telah kita daulat menjadi qiyadah (red;pemimpin) bagi kita, mereka yang telah kita percaya sebagai sahabat kita. Maka, kita tidak punya alasan untuk tidak menghormati hasil yang telah disepakati.

Kepercayaan kita adalah sejauh mana kita memberikan secara keseluruhan nilai-nilai tersebut.




  1. Lapang dada

Menerima segala sesuatu dengan ikhlas dan tidak ada perasaan yang mengotori diri sendiri. Sikap yang memang terkadang berat untuk dilakukan. Lapang dada juga bisa disebut legowo atau sikap yang lahir dari ketinggian budi dalam diri seseorang.

Segala sesuatu yang telah Allah tentukan kepada diri kita dapat diterima dengan lapang dada, karena segala sesuatunya telah Allah tentukan kepastiannya. Sikap dasar inilah yang harusnya kita miliki untuk terus membangun kelapangan dada agar segala sesuatunya dapat kita kembalikan kepada yang memiliki. Hasil-hasil usaha kita yang telah kita ikhtiarkan menjadi tolak ukur keberhasilan kita, maka tugas kita adalah menerima konsekwensi hasil dari usaha kita. Berapa pun jumlah hasil yang kita dapatkan, ia datang dengan jumlah usaha yang pernah kita lakukakan, maka berlapang dadalah!.



  1. Musyawarah dan konsolidasi

Kemenangan juga tidak datang dengan sendirinya, ia lahir dari satu kajian yang strategis, sistematis dan terarah. Analisis yang kuat tentang kekuatan, kelemahan, pelung serta tantangan yang dihadapi. Proses tersebut adalah langkah konstruktif untuk memetakan kemenangan dan mendekati angka yang nyata lebih dekat dengan kemenangan.

Kemudian proses tersebut juga dilakukan dalam satu moment musyawarah dan konsolidasi. Dua hal tersebut teramat penting, sebab dua hal ini adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari keduanya.

Musyawarah, proses kreatif dalam sebuah pembahasan yang dilakukan untuk mencari satu pemahaman dalam mencapai kesepakatan dan menuju mufakat. Sementara konsolidasi adalah, proses pengkondisian yang bersifat perlu untuk dilakukan dalam membahas permasalahan internal maupun eksternal dalam konteks kekinian.

Kita tidak bisa melupakan Musyawarah dalam proses penyelesaian suatu masalah, sebab ia menjadi teramat penting dalam sebuah proses tersebut. Apalagi berbicara kemenangan, musyawarah dan konsolidasi menjadi tolak ukur kemampuan jama`ah untuk siap menang atau hanya siap menuju kemenangan.


  1. Kekuatan kedekatan dengan Allah

Kunci dari segala sesuatunya dalam menuju kemenangan adalah sejauh mana kita dekat dengan Allah SWT. Penerjemahan kita dekat dengan Allah adalah sejauh mana kita menjalankan segala perintah Allah dan menjauhkan segala larangan Allah. Dalam konteks tersebut adalah bagaimana ternyata kemenangan itu hanya dimiliki oleh orang-orang yang cinta kepada Allah dan mengembalikan segala sesuatunya kepada Allah SWT.

Dalam proses menuju kemenangan tersebut harus selalau berjalan dengan lurus antara ikhtiar dengan do`a. Do`a itulah bentuk kedekatan kita kepada Allah SWT. Hasil akhirnya, kemenangan atau kekalahan menjadi sebuah keniscayaan dalam proses pendewasaan di kehidupan kita.

Inilah sebuah nilai konstruktif yang dimunculkan dalam menuju kemenangan tersebut, ada daya dukung bagaimana mimpi-mimpi kemenangan itu lahir.

 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates