Polisi Cek Kunci Jawaban UN


By redaksi
Kamis, 25-Maret-2010, 07:57:03 189 clicks Send this story to a friend Printable Version


SERANG-Satuan Reserse Kriminal Polres Serang masih menyelidiki SMS yang diduga kunci jawaban ujian nasional (UN). Penyidik akan melakukan pengecekan melalui pengerjaan lembar soal UN.


“Kami sudah meminta kunci jawaban kepada tim pemantau independen (TPI) dan dinas (Dinas Pendidikan-red), tapi mereka bilang tidak punya,” terang Ajun Komisaris Polisi (AKP) Sofwan Hermanto, Kasatreskrim Polres Serang, di ruangan kerjanya, Rabu (24/3).
Kata Sofwan, belum dapat menentukan kasus tersebut sebagai kasus penipuan atau murni kecurangan UN. “Kami akan minta lembar soal untuk kemudian dikerjakan oleh akademisi. Kalau tidak cocok, penipuan. Tapi kalau cocok, berarti memang ada dugaan kecurangan,” tandasnya.
Mengenai kemungkinan keterlibatan orang dalam Dinas Pendidikan atau pihak-pihak terkait UN, Sofwan enggan berkomentar. “Semua kemungkinan itu dapat terjadi. Untuk saat ini, kita bicara fakta hukum saja,” ujarnya.
Satreskrim Polres Serang juga terus memburu OY alias Adam, koordinator wilayah Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, yang diduga sebagai otak kunci jawaban UN.
Senada diungkapkan Kepala Unit Kriminal Khusus Inspektur Polisi Satu (Iptu) Syaeful Wachid melalui telepon genggam. “Kalau OY sudah dimintai keterangan akan lebih jelas, kasus ini penipuan atau bukan,” katanya.
OY alias Adam adalah penjaga warnet di Kecamatan Kramatwatu. Sejak tujuh siswa SMA di Kota Serang diamankan karena diduga terkait SMS kunci jawaban, OY menghilang. Disinyalir, dia kabur ke Jakarta.
Sementara itu, terang Syaeful, alumnus SMAN 3 Kota Serang berinisial AA yang juga disebut-sebut sebagai otak dalam kasus ini belum cukup bukti untuk diproses secara hukum. Dari hasil pemeriksaan ke-7 siswa, AA melakukan kejahatan tahun sebelumnya dengan modus yang sama.
“Dia (AA-red) melakukan itu (membocorkan jawaban UN-red) tahun lalu. Kita cari dulu OY sehingga akan ketahuan semuanya,” bebernya.

UJI JAWABAN UN
Sementara itu Dindik Banten didesak untuk menguji kebenaran kunci jawaban soal UN yang beredar di kalangan siswa. “Masalah dugaan kebocoran jawaban soal UN bukan kali pertama, tapi tahun sebelumnya juga terjadi,” kata Presiden Mahasiswa IAIN SMH Banten Abdurrahman El Hafidz.
Menurut Abdurrahman, dugaan jawaban UN yang beredar harus diuji sehingga dapat membuktikan kebenarannya. “Cocokkan SMS yang berisi dugaan jawaban UN dengan soal yang ada, dan itu dilakukan terbuka. Kami siap ikut menguji kebenarannya,” tegasnya.
Kata dia, dasar Dindik Banten menyatakan kunci jawaban itu menyesatkan perlu dibuktikan secara ilmiah. “Jangan menyatakan soal UN tidak akan bocor, semua kemungkinan ada. Karena itu, uji secara ilmiah dugaan jawaban UN yang ada,” tegasnya.
Dihubungi terpisah, anggota Komisi II DPRD Kota Serang Wawan Mulyawan mengatakan, aparat kepolisian harus mengusut otak penyebaran kunci jawaban. “Kita serahkan ke aparat kepolisian, karena siswa hanya menjadi korban,” ujar politisi PKS ini.
Sekretaris Dindik Banten Mahmud Marua mengatakan, akan menguji kebenaran dugaan jawaban UN dengan data atau soal UN. “Kita akan cek,” ujarnya.
Hari ketiga UN kemarin yang diujikan adalah Matematika. Di SMAN 1, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, terlihat sejumlah peserta UN menangis begitu keluar dari ruang kelas. Mereka merasa kesulitan mengerjakan soal Matematika.
“Soalnya susah sekali, saya takut tidak lulus,” ujar salah seorang siswi yang tidak ingin disebutkan namanya setelah ujian.
Sementara, TPI UN seakan tidak peduli atas kasus yang terjadi. Ketua TPI UN Banten Sadeli Hanafi saat dihubungi melalui telepon genggam tidak menjawab. Hal sama ketika di-SMS, meski pesan terkirim namun Sadeli tidak kunjung menjawab. Hal senada ketika Radar Banten menghubungi Ketua TPI UN Kota Serang Aceng Hasani, ditelepon dan di-SMS tidak menjawab.
Gubernur Ratu Atut Chosiyah mengimbau peserta UN untuk tidak membawa alat komunikasi berupa handphone (HP) saat mengikuti ujian. “Imbauan ini dimaksudkan agar terhindar dari masalah seperti yang terjadi di SMAN 3 Kota Serang,” kata Atut, Rabu (24/3).
Terkait temuan SMS yang diduga berisi jawaban soal UN yang melibatkan tujuh siswa SMAN 3 Kota Serang, Atut menyatakan tidak setuju jika mereka dinyatakan tidak lulus ujian tiga mata pelajaran yang telah diujikan di hari pertama dan kedua pelaksanaan UN. “Sebelum ada bukti yang menyatakan bahwa SMS itu betul kunci jawaban UN atau tidak, mereka jangan dinyatakan gagal mengerjakan tiga mata pelajaran itu,” tegas Atut. (don/nna/run/mg-07/dai/ila)

0 komentar:

 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates