The Power Of Rabithoh
Allahumma Innaka ta`lam anna haadzhil quluub, qodijtama`at `ala mahabbatik waltaqot `ala too`atik watawahhadat `ala da`watik wata`aahadat `ala nusrotii syarii`atik, fawaaatsiqillahumma roobithotahaa wa-aadim wuddaha wahdihaa subulaha wamla-haa binuurikalladzi laa yakhbuu wasyrah suduuroha bifaidhil iimaani bik wajamiili tawakkauli `alaik wa-ahyihaa bima`rifatik wa-amithaa a`lassyahadati fii sabiilik, innaka ni`mal maula wani`mannashiir.
]
Sungguh kedahsyatan Do`a Robithoh yang terlantun dari getaran-getaran bibir para pecinta dakwah menjadi getaran cinta antara anak dan ibunya, antara murid dan gurunya, antara istri dan suaminya, antara mujahid kepada Rabb-Nya.
Alangkah indahnya struktur do`a yang juga didawamkan oleh Imam Syahid Hasan Al-Banna sebagai senjata pamungkas jama`ah tercinta untuk menjaga keutuhan barisan, kekokohan pasukan dan kekuatan – kekuatan spiritual para pecinta dakwah. Satu kali kaki melangkah ke depan, maka pantang surut untuk mundur ke belakang. Demi nama Al-Islam kita berjuang dengan diiringi nilai ukhuwah dan dibentengi oleh Robithoh.
Maka wajarlah ketika ada seseorang yang berada di pinggir-pinggir jalan, di pojok-pojok masjid, di langgar-langgar surau dan di lingkaran-lingkaran kecil yang berisi, kita melihat ada sorot yang berbeda dari mereka, seketika hati ini merasa tenang dan terkadang juga tegang karena ada orang yang kita rasa dia adalah sejama`ah dengan kita, padahal kita belum tau siapa dia. Inilah saudaraku! Sebuah kekuatan do`a robithoh yang sungguh sangat luar biasa sekali, lantunan do`a tersebut mendekatkan kita kepada siapa saja yang berada dalam jalan dakwah yang terjal ini, dan tak heran kalau kita sering merasakan hal demikian, yakinlah itu dari kekuatan sebuah do`a robithoh.
Terlepas dari seorang wanita yang terbungkus rapih oleh busana taqwanya, terlepas dari seorang pria yang menjaga lapisan malaikat pada janggutnya, terlepas dari simbol-simbol yang orang anggap asing, terlepas dari segala bencana umur dunia, semua adalah do`a untuk kita yang ingin menjadi lebih baik.
Basahi lisan kita dengan untaian Rabithoh sambil membayangkan wjah-wajah saudara-saudara kita, agar hati kita selalu dalam lindungannya.
0 komentar:
Post a Comment