Artikel; Dihujani Gelar Kehormatan

DIHUJANI GELAR KEHORMATAN

“Al-Akh & Al-Ukht”

Oleh: Abdurrahman El-Hafid

Setiap orang memiliki cita-cita yang terbaik untuk masa depannya, untuk diri dan keluarganya, untuk agama dan umatnya. Perjalanan untuk mencapai sukses selalu mesti melalui jalan panjang yang berduri dan tidak selamanya bertabur bunga penuh pesona. Begitupun sejarah mencatat para tokohnya yang sukses. Itulah sekelumit pengantar dari tulisan ini.

Istilah gelar dalam kamus orang – orang melayu Indonesia diartikan sebagai sebutan untuk memanggil nama orang dengan singkat karena mungkin kepanjangan namanya atau nama kesayangan yang diberikan kepada seseorang karena ke-khas-an karakter pribadinya. Gelar juga diartikan sebagai titel seseorang yang telah menyelesaikan jenjang pendidikannya di bangku perkuliahan.

Namun, rasa-rasanya saya menemukan istilah gelar terbaru yang belum pernah saya ketahui sebelumnya, belum pernah saya menemukan dalam buku-buku dan literatur yang pernah saya baca. Dan gelar ini saya temukan di LDK, yah LDK! sebuah nama organisasi yang telah meyihir saya menjadi pribadi Luar Biasa. Itulah Lembaga Dakwah Kampus. Dan gelar itu adalah “Al-Akh dan Al-Ukht”.

Awalnya saya sempat bingung ketika ada seorang laki-laki yang mencoba memanggil diri saya yang sedang berjalan “Boleh tau siapa nama Antm ‘Akhie’?”, ujarnya lembut dan sangat sopan terdengar. Tubuh ini merasa sejuk mendengarnya, serasa ada kehangatan yang merasuk ke dalam jiwa. Inilah kesan pertama, yang selanjutnya aku tergoda. Aneh, memang aneh kenapa diri ini tergoda yang akhirnya diri ini makin merasa yakin kalau inilah tempat indah bernama LDK. Setelah makin lama diri ini berada pada komunitas LDK, makin kerasa kalau ada sesuatu yang besar. Akhirnya saya memutuskan untuk bergabung dalam komunitas LDK dan ikut kegiatan PERMATA (Penerimaan Anggota), kegiatan pengkaderan awal sebagai anggota LDK Ummul Fikroh.

Pada suatu hari ketika technical meeting, sang fasilitator yang menjelaskan kegiatan itu sedang membacakan nama-nama kelompok yang akan dibagikan untuk kegitana PERMATA, saya tertegun ketika nama saya dipanggil dengan sebutan “Akh Abdurrahman El-Hafid”. Hah..? hati ini bertanya sebetulnya maksud dari fasilitator itu apa. Apakah mungkin nama saya ditulis salah atau karena alasan lain? Akhirnya saya yakinkan kalau yang lain juga dapat sebutan yang sama seperti itu. “Akh” untuk yang laki-laki dan “Ukh” untuk yang perempuan.

Inila gelar yang saya dapatkan tanpa harus kuliah bertahun-tahun, tanpa harus membuat karakter pribadi, pokoknya tanpa tapi. Saya lebih senang menyebutnya dengan sebutan “Gelar Langit”. Karena menurut saya ini benar-benar kehormatan yang diberikan langsug dari Allah untuk kita orang-orang yang ingin berusaha berjuang di jalan dakwah. Gelar itu yang sealu menjadi inspirasi dan menjadi motivasi untuk selalu maju. Gelar yang tidak sembarangan orang dapat.

Sesungguhnya ada makna yang besar dari gelar ini. Gelar ini benar-benar gelar untuk sebuah kerja besar dakwah, kerja-kerja besar dien. Kerja-kerja besar para mujaddid atau para Revivalis. Sesungguhnya untuk kita yang telah mendapatkan gelar tersebut, hendaknya memahami dan merenungkan sesungguhnya inilah kebesara dari sebuah gelar “Al-Akh” dan “Al-Ukh”. Sesuai dengan maknanya yang terkandung yaitu saudara laki-laki dan saudara perempuan. Jama`ah ini dibangun dari persaudaraan atau Ukhuwah. Karena inilah pondasi besar dari bangunan dakwah yang besar nantinya. “Ukhuwah untuk kerja besar dan kerja besar untuk sebuah Ukhuwah”. J

Tangerang, 11st of May 2008/ 06:20 a.m

0 komentar:

 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates