ORGANIZATION PROFILE |
Pendahuluan
Latar Belakang Sejarah
ZERO Training awalnya adalah sebuah mimpi yang direalisasikan untuk mendukung kerja-kerja besar dakwah. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya untuk membuat sebuah lembaga atau organisasi semacam ZERO Training ini. Waktu itu hanya terbersit keinginan agar bagaimana para aktivis dakwah kampus bisa terus bersemangat dan bisa bertahan ada di jalan dakwah. Kemudian kami para pendiri yang tergabung dalam Tim kaderisasi Lembaga Dakwah Kampus “Ummul Fikroh 07-08” IAIN SMH Banten menganalisa mengapa terjadi penurunan kwalitas kader dalam jumlah yang banyak. Akhirnya kami menemukan jawaban dari permasalahan tersebut yaitu masalah MOTIVASI. Dari sinilah kami mencoba memfokuskan diri untuk mengatasi masalah motivasi para aktivis dakwah kampus. Dalam pembuatan program kerja kami masukkan sebuah kegiatan yang bernama ’Majelis Motivasi’ setiap hari jum’at siang. Dari situlah lahir nama ZERO Training yang dipelopori oleh 10 orang penggagas lahirnya ZERO Training. Tepatnya pada pertengahan Tahun 2007.
Pada tahun 2008, ZERO Training mencoba melebarkan sayapnya dengan mengadakan training-training mandiri ke kampus-kampus serta ke beberapa sekolah yang berada di daerah Propinsi Banten dengan metode yang sangat sederhana. Namun, pada pertengahan Bulan Maret 2008 ZERO Training mulai membenahi diri dengan mempersiapkan untuk mengadakan training perdana ZERO Training dengan menu Training For Trainer dengn jumlah 12 orang peserta yang saat ini dipercayakan sebagai pengurus ZERO Training.
Visi dan Misi
Aktivitas
Aktivitas ZERO Training adalah melaksanakn pelatihan serta konsultasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Kepribadian, kewirausahaan, kepemimpinan, out bond, out dor, fun games activities serta pengembangan potensi diri. Yang dibuat menjadi menu dari pelatihan ZERO Training, yaitu:
- Leadership Training
- Entrepreneurship Training
- Personality Training
- Training For Trainer
- Out bond & Out Dor
- Fun Games Activities
Alamat Kantor
Jl.Trip Jamaksari Masjid Baiturrahim Komplek Bungur Indah Kota Serang-Banten
Manajemen Kepengurusan
Dewan Pendiri :
Ketua : Abdurrahman El-Hafid
Sekretaris : Eroh Dohaeroh
Anggota :
1. Faruq Qadumi
2. Efi Efifi
3. Bohari
4. Sahroni
5. Abdul Aziz Al-Chusyaeri
6. St Hanipah
7. Tati haryati
8. Janawiyah
Dewan Pembimbing :
- H. Embay Mulya Syarif
- Boyke Pribadi
- Iman Ni’matullah,Lc. S.E.I
Direktur :
M. Ibnu Ulwan
Sekretaris Jenderal :
M. Isa
Bendahara Umum :
Iie Zubaedah
Divisi Pelatihan
Kepala : M. Ilhamsyah
Sekretaris : Renik
Anggota : Nurul Hakim
Divisi Informasi dan Pemasaran
Kepala : A. Mizani Akbar
Sekretaris : Dadang
Anggota : Roni AF
Divisi Pengembangan Organisasi
Kepala : Nurhayati
Sekretaris : Asmari
Anggota : Ifan Herdiansyah, syaeful
Tim Sahabat ZERO :
- Mukhtar Anam Effendi
- Asep Rafiuddin Arif
- Sulhi Sholeh
- Mukarromi
- Syarief Hidayatullah
- Choliduddin
- Memed Mahbullah
(Panitia Pelaksana pertama Training For Trainer ZERO TRAINING)
FALSAFAH ZERO
Zero Base:
Bersih, Jernih Setiap Saat
Orang yang Zero Base memandang sesuatu dengan bersih, apa adanya, tidak ditambah, tidak dikurang. Tidak merasa rendah diri, tida juga percaya diri, melainkan percaya Allah.
Memandang Bersih, Jernih
Sikap apriori muncul karena orang tidak memandang segala sesuatu secara jernih, bersih. Sikap yang melihat sesuatu dengan jernih, muncul dari pribadi yang Zero Base.
Dalam buku Zero Space karangan Frank Lekanne Deprez & Rene Tissen. Diuraikan bahwa dalam Zen, sesuatu yang disebut tanpa arti adalah sangat berarti dan sangat berarti adalah tanpa arti. Cara pandang ini disebut Zero Mind. Berikut penuturan penulis buku zero space :
Saya berkeliling dan bertanya, Apakah zero sebuah angka? Seseorang menjawab: ya zero adalah sebuah angka.
Jika zero adalah angka, sela saya, amak Anda bisa melakukan segalanya. Mari kita lihat perhitungan ini: 9 x 0 = 0 maka 9=0/0 betul? Jika Anda katakan zero itu adlah angka maka 0/0 = 1. Jadi 9=0/0=1 dan 9=1.
Kemudian dia menjawab, “Ah zero bukan angka. Ini tidak mungkin. 0/0=1 adalah tidak mungkin.”
OK, tidak mungkin tidak apa-apa. Lalu bagaimana dengan 9x0=0. Ini berarti 9=0/0 dan 10.000 x 0 = 0. Maka 10.000 = 0/0/ Maka berarti 0/0=10.000 dan 0/0 = 9 jadi 9 = 10.000?
Cara pandang zero dapat melakukan segalanaya. Jika Anda mengatakan zero adalah sebuah angka, tak mengapa. Jika Anda berkata zero bukan sebuah angka juga OK. Zero adalah segalanya dan segalanya adalah zero. Ini en. Karenanya, cara pandang zero menjadi sangat menarik. Jika Anda menjaga cara pandang zero, Anda akan dapat melakukan segalanya.....
Manusia yang Zero Base memiliki cara pandang yang mirip dengan cara pandang zero dalam budya Zen. Zero Base berarti cara pandang, berpikir, bertindak, membuat pilihan, dan memberikan respons dengan mengembalikan segalanya pada akar, pada dasar permasalahan. Memulai dengan menenempatkan diri pada titik nol sehingga tanggapan panca indra menjadi jernih dan segala sesuatu menjadi mungkin. Singkatnya, orang yang zero base selalu memandang sesuatu dengan bersih.
Memandang secara bersih bisa saja diartikan kosong. Yaitu kosong dari hal-hal yang tudak bersih dan pad asaat bersamaan dipenuhi dengan hal-hal yang bersih dan baik. Karenanya, orang yang zero base berusaha setiap saat memenuhi diri dengan hal-hal yang bernilai Ilahiyah dan mengosongkan diri dari hal-hal yang tak bermakna.
Sebagai seorang Insan kita perlu mengosongkan diri dari hasrat-hasrat rendahnya. Sebaliknya, ia perlu memenuhi dirinya dengan hasrat - hasrat mulia dalam rangka memakmurkan bumi, membebaskan umat dari kesengsaraan sesuai peran sebagai khalifatullah fil ardh.
Seorang yang zero base memandang dunia dengan kaca mata yang jernih. Ia tidak berbelit kepada kecintaan dunia yang memebuatnya buta. Ia tidak merasasombong dengan kekayaan, karena kekayaan itu hakikatnya adalah milik Allah. Sewbaliknya, ia tidak bersedih saat kekurangan, karena nikmat Allah yang tercurah kepadanya begitu besarnya sehingga tidak ada lagi yang pantas ia dustakan.
Orang zero base tidak terobsesi dengfan masa depan da saat bersamaan tidak terikat masa lalu. Ia tidak merasa rendah diri karena menyadari dirinya adalah ciptaan Allah yang unik. Meski demikian, ia juga tidak percaya diri berlebihan, melainkan percaya Allah yang dihadapan-Nya, kita ini tiada artinya.
Apa Adanya
Zero Base juga bisa diartikan memandang sesuatu apa adanya, yang kemudian diikuti dengan meletakkan segala sesuatu pada tempatnya. Seseorang yang Zero Base akan memandang dunia dan segala persoalannya dengan apa adanaya tanpa bumbu-bumbu yang tidak perlu. Hitam dikatakan hitam tidak perlu dipucat-pucatkan. Putih tetaplah putih tanpa perlu diabu-abukan. Bersih adalah bersih dan kotor adalah kotor.
Apakah berarti apa adanaya itu hanya yang terlihat oleh mata? Tentu tidak. Apa adanya bukan sebuah pengertian dangkal. Apa adanya juga mencakup segala aspek material dan imaterial. Pada saat memandang apa adanya pada suatu persoalan, artinya kita mengerti seluruh fakta, data dan potensi dari persoalan tersebut. Dengan demikian kita bisa membuat pilihan atau merespons dengan cara yang benar berdasarkan kebebasan memilih dan bebas dari prasangka.
Prasangka Baik dan Buruk
Zero Base menganggap semua prasangka baik maupun buruk kurang tepat. Prasangka baik kepada orang bisa menjadi ketakaburan, karena bisa jadi orang yang kita sangka baik justru memanfaatkan kepercayaan itu untuk niat yang tak terpuji. Satu-satunya prasangka baik yang dibenarkan adalah prasangka baik kepada Allah dan Rasul-Nya.
Jadi orang zero base bebas dari prasangka. Orang yang tanpa prasangka tindakannya akan cenderung objektif. Apa yang seharusnya dijelekkan yah dijelekkan. Yang harus dihukum ya dihukum. Apa adanya, tidak lebih tidak kurang.
Mata Angin Zero Base
| Mulai dari titik nol. Tidak percaya diri, tidak rendah diri, tapi percaya Allah. Tidak terikat dengan masa lalu, tidak terobsesi dengan masa depan. Tidak menambah, tidak mengurang, tapi objektif. Tidak sombong saat kaya, tidak kufur ketika miskin. |
(A.Riawan Amin; the celestial management)
0 komentar:
Post a Comment