Alkisah, itulah awalan yang seringkali digunakan oleh para story teller atau penyampai sebuah cerita. Ia awali ceritanya kepada para pendengar atau pembaca seolah hidup pada saat yang ia ceritakan. Menghadirkan setting, plot, tokoh serta karakter yang kuat agar ceritanya dapat dinikmati. Inilah yang penulis ingin sampaikan, mengajak para pembaca menuju ke satu waktu dimana cinta menjadi sebuah cerita, ia hadir dalam nafas para pecinta dakwah, yang tak pernah mati, tak pula pergi.
Inilah 100 % kisah para pemburu cinta dalam dakwah, 100% cinta dalam do`a, cinta dalam ukhuwah dan cinta dalam berjuang. Mereka yang 100% mengorbankan harta dan jiwanya, menembus batas kecukupan dirinya, namun ia ingin menjadi 100% dalam bahtera dakwah ini. All out, itulah bahasa yang mungkin tepat untuk menggambarkan satu karakter be 100%. Ingin menjadi yang paling terbaik bagi orang tuanya, bagi sahabatnya, bagi gurunya, bagi muridnya, bagi kakanya, bagi adiknya dan bagi siapa saja yang kenal kepada dirinya. Inilah kisah adikarya terbaik para Aktivis Dakwah Kampus, Be 100%.
Ketika Lawan Menjadi Kawan
Inilah satu kisah inspirasi yang pernah penulis dengar dari seorang kawan yang pernah mengalami keajaiban yang luar biasa. Subhanallah, yang telah menciptakan Akhlak sebagai perangai yang membuat orang tergila-gila karenanya, dan bisa pula benci karenanya. Ada seorang ikhwan yang setiap kali bertemu dengan satu kelompok tertentu, ia selalu saja mendapat sikap yang kurang baik. Kadang dibilang sok suci, kadang dibilang gak gaul, kadang juga ketika ia duduk di kantin malah ditinggal pergi, singkatnya ia selalu mendapatkan perlakukan yang kurang baik. Namun, setiap perlakuan yang temannya lakukan ia selalu mencatat siap saja orang yang memperlakukan ia seperti itu. Ia bukan ingin membalas dendam atas perlakuan dirinya, namun ia ingin sekali dekat dengan mereka.
Hari demi hari ia lalui, namun tidak juga ada kesempatan yang membuat ia bisa dekat, bahkan makin memperkeruh suasana. Suatu ketika justru ia malah mengalami bentrokan fisik dengan kelompok tersebut, karena saat itu mereka benar-benar merasa kita (red: ADK) membuat mereka tidak nyaman dengan aktivitas mereka di Kampus. Akibatnya si Ikhwan yang tadi ingin mendekat malah mendapat ancaman, intimidasi bahkan sesekali ditantang untuk adu otot di suatu tempat. Perlakuan ini tidak ditanggapi dengan keras, namun limpahan do`a untuk mereka. Ikhwan yang sudah benar-benar tidak kuat menghadapi segala macam ujian ini terus berharapa, Rabb kapan waktu untukkku bersama para musuhku dalam cinta.
Ia masih memegang catatan nama-nama mereka yang benci kepada dirinya, setiap kali membaca nama tersebut, ia selalu membayangkan satu persatu wajahnya samabil membacakan do`a Rabithoh untuk mereka berharap agar Allah memberikan kesempatan untuknya menjadi sahabat dekat. Satu persatu pula ia catat tanggal, bulan serta tahun lahirnya, berharap agar pada saat musuh-musuhnya berulang tahun, ia dapat memberikan hadiah walau sekedar ucapan, Selamat Ulang Tahun Sobat!. Itulah yang ia lakukan setiap harinya, ingin menjadi musuh terbaik bagi musuh yang pernah mengenalnya, be 100%. Ia juga tidak segan-segan ketika berjalan menuju Masjid, kemudian musuhnya mencibir, walau ia sudah melewati musuhnya, ia kembali balik badan untuk menegur dan menanyakan bagaimana kabarnya, dan sesekali memuji musuhnya.
Sikap inilah yang akhirnya membuat musuh-musuhnya menjadi Indirect Mutarabbi bagi dirinya setiap hari ia menargetkan untuk bertemu dan memberikan kesan terbaik bagi dirinya dari nama-nama yang ia catat. Mulailah Sang Ikhwan ini membuat musuh-musuhnya menganggap bahwa ia sudah menjadi bagian dari mereka, sebab sang Ikhwan tadi duduk bareng di tengah-tengah mereka yang sedang main kartu sambil ngopi dan ngerokok, hanya Sang Ikhwan tadi tidak bisa main kartu dan tak terbiasa merokok, jadi ia cukup duduk sambil mencicipi kopi dan menemani ngobrol. Sesekali ia juga membawa rokok dalam tasnya untuk diberikan kepada musuh-musuhnya. Akhirnya, sikap musuhnya semakin dekat dan menjadi satu bagian yang tidak dapat terpisahkan. Main sepak bola bareng, jalan bareng, bergadang bareng. Di sela-sela obrolan mereka, sesekali mereka bertanya tentang hukum Islam, dan Sang Ikhwan tadi menjawab dengan tidak menghakimi, selalu menjadi penengah bagi hukum-hukum yang terkadang Ekstrim dalam Islam. Mulai dari situlah, ia terus mendekat satu persatu dengan nama-nama kelompok musuh Sang Ikhwan, ia terus mendekat dengan cara main ke kost-kostan mereka, membawa makanan ringan, membawa kabar gembira, meminjamkan fasilitas, seperti motor, hand phone, laptop, dll. Mereka mulai terbuka satu sama lainnya, akhirnya mereka mengajak Sang Ikhwan ini untk tinggal bersama dalam satu kost, karena mereka berbahagia dengan kehadiran Sang Ikhwan ini, sampai-sampai konflik pribadi mereka dengan kelompoknya diceritakan dengan Sang Ikhwan.
Subhanallah, akhirnya sekarang mereka menjadi sahabat dekat yang tidak bisa dipisahkan, mereka telah memiliki komitmen bersama untuk wisuda bersama dan memulai bisnis bersama pasca wisuda nanti. Inilah kisah menarik dari seorang Ikhwan yang pernah mengalaminya langsung di dunia aktivis dakwah Kampus. Ia, Sang Ikhwan, benar-benar ingin menjadi Musuh yang paling terbaik bagi musuhnya, sehingga lawan berubah menjadi kawan, be 100%.
Indirect Mutarobbi and Indirect Murobbi
Istilah inilah yang membuat kita (red:ADK) mungkin unconscious atau tidak sadar sesungguhnya ada individu-individu dan kelompok-kelompok yang tidak bisa duduk “deprok” melingkar dengan kita dalam seminggu sekali, namun sesungguhnya ia adalah anggota mentoring dan liqo`at kita. Kesan inilah yang tidak bisa terlupakan pada saat para Aktivis Dakwah Kampus dekat dengan Cleaning Service yang membantu membersihkan lingkungan Kampus, kepada pemilik usaha kecil di Kantin, kepada satpam, tukang bangunan, penjaga Masjid serta staff yang ada di Lingkungan Kampus.
Ada satu kisah yang menarik, yang juga pernah dialamai oleh ADK pada saat ingin berpartisipasi dalam pesta tahunan mahasiswa yaitu PUM (Pemilihan Umum Mahasiswa). Ada seorang pedagang pecel yang menyumbang 2 dus Air Mineral untuk kampanye partai yang disusing dari ADK, shubuh-shubuh si Bapak sudah menyerahkan 2 Dus air mineral tersebut, ternyata ia takut ketahuan partai yang lain karena memihak ke satu partai. Ia ingin partai dakwah yang memimpin kampus. Ini pengalaman yang luar biasa, bahwa banyak orang yang ternyata mendukukng dakwah kita, dan sesungguhnya mereka-mereka itu adalah Mutarabbi terselubung yang tak terlihat oleh kasat mata.
Kisah lainnya juga terungkap dari seorang satpam yang sudah beberapa tahun mengabdi di kampus, ia sungguh menaruh harapan yang luar biasa kepada para Aktivis Dakwah, dan setiap kali aktivis Dakwah yang masuk lewat pintu gerbang, mereka selalu mengucapkan subhanallah, dan selalu mereka berharap bahwa aktivis dakwah yang memimpin kampus dari intelektualitas dan organisasi. Seketika cerita dari pak satpam bahwa ketika ia belum sarapan atau punya masalah dalam keluarganya, ia pagi-pagi datang ke kampus dan berharap bertemu dengan sang Ikhwan yang merupakan Aktivis Dakwah. Itulah kisah menginspirasi Sang Ikhwah yang ingin menjadi yang terbaik bagi Pak satpam itu. Begitupula yang pernah dialami oleh tukang bersih-bersih Kampus, ia telah menganggap bahwa aktivis dakwah kampus adalah pelindung bagi diri mereka, karena mereka berbahagia saat mereka diajak untuk ngobrol atau berbagi cerita keluh-kesah bagi dirinya.
Subhanallah, mereka adalah bagian dari Mutarobbi kita yang setia setiap saat, membela kita dari banyaknya fitnah, dan bahkan kalau kita tahu, mereka selalu menitipkan do`a untuk kita agar selalu diberikan kekuatan dalam memimpin Kampus.
Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya pada saat kita sedang mengambil pelajaran dari seseorang yang mereka bukan Murobbi yang menemani kita dalam pekanan kita, namun banyak butir mutiara yang keluar dari dalam hatinya dan terucap melalui lisannya. Pengakuan ini dikonfirmasi dari seorang Ikhwah yang pernah mengalamai langsung kejadian yang membuat dirinya merasa terenyuh mendengar perkataan dari mulut seorang Rektor pada saat dikonfirmasi terkait aksi mahasiswa yang sedang ditujukan kepada dirinya, namun sang Rektor tersebut menjawab dengan tenang, kemudian mengucapkan satu do`a yang sangat luar biasa yang diabadikan di dalam al-Qur`an, yaitu “Allahummahdzi qoumi, fainnahum la ya`lamun”. Ya Rabb, jaga dan lindungilah serta berikan ampunan umatku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui apa-apa. Dengan satu senyum dan air mata yang berlinang, ia menutup diskusi hari itu. Subhanallah, ketika itu Sang Ikhwah yang mendengar perkataan tersebut langsung meneteskan air mata, dan teringat seketika dengan kisah Rasulullah yang juga mengamalkan do`a tersebut pada saat mendapatkan ujian dari umatnya. Ia kemudian turun dari lantai 2 kantor Rektor, kemudian menutup aksi mahasiswa dengan memberikan alasan yang rasionable atau masuk akal kepada para demonstran.
Do`a ajaib Sang Rektor inilah yang menjadi posisi Murobbi bagi para Ikhwah yang mendengar, ia memang bukan Murobbi pekanan kita, namun sesungguhnya ia adalah the Real Inspiration bagi kita yang mengabdi untuk dakwah ini. Laa Ilaaha Illa Anta, Subhanaka Inni Kuntu Minaz Dzhalimin.
Kebanjiran Amal Shaleh (2009-2010)
Inilah saat-saat di mana jalan dakwah teramat berat kulalui, di saat kepercayaan menjadi bentuk amanah yang teramat besar, kepemimpinan dalam konteks yang luas, manajemen yang berbentuk kultur, sistem yang dianggap sebagai tuhan kecil bagi pengisinya, jabatan bukan lagi sebagai amanah, melainkan harta yang diburu, bentuk taghut menjadi teramat berpariasi, uang dijadikan sebagai penghambaan, persahabatan dan kepercayaan tergadaikan oleh kepentingan, yah itulah masa kepemimpinan dakwah pada periode 2009-2010, di mana Aktivis Dakwah Kampus dipercaya untuk memimpin BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Institut.
Banyak peristiwa besar yang menimpa kader-kader terbaik dakwah kampus saat itu, diawali dengan perjuangan ADK untuk mempertahankan penggunaan rok bagi akhwat pada saat kegiatan OPAK, meminimalisir pendanaan yang kurang tepat. Namun akhirnya perjuangan kita dibayar mahal dengan penghianatan musuh dakwah yang mengkorupsi dana kurang lebih hampir 15 Juta. Mereka merekayasa laporan keuangan, sehingga kita (red:ADK) dianggap sebagai koruptornya. Muncullah opini publik kalau ADK koruptor dan tidak mampu memipin Kampus. Internal ADK kewalahan menanggapi opini miring tersebut, namun kami tetap sabar dan malah makin bersemangat. Demo pasca OPAK kepada BEM kian marak, pembakaran ban, pengrusakan inventaris, corat-coret gedung dan fitnah tersebar di mana-mana. Namun, setelah demo tersebut, kami tetap datang ke Kampus dengan senyum yang lebar dan membersihkan kembali bekas-bekas demo tersebut. Kami tidak gentar dan terus berdiri tegak.
Tidak berhenti sampai disitu, tepat pada saat kami mengawali kepemimpinan kampus, kita disibukkan dengan penutupan pintu masuk gerbang sebelah selatan, itu yang menyebabkan KBM marah dan menekan BEM untuk bergerak. Kami tetap menjaga analisa kami untuk berpikir tentang plus dan minus, dan akhirnya pintu tersebut ditutup juga menjelang Idul Fitri. Berkuranglah sebagian maksiat yang ada di Kampus.
Teramat indah mengenang masa-masa tersebut, banyak hal yang kami lalui sampai pada jatuhnya pohon besar mahoni di depan BEM. Kami merasa bahwa kenapa bertahun-tahun pohon itu hidup, dan kenapa ketika kita memimpin Kampus malah ia tumbang. Ada seorang ikhwan yang mengatakan, “Subhanallah, pohon saja ingin sujud kepada kita”. Belum lagi dana DIPA I yang tak kunjung datang, computer BEM yang hilang, pengurus BEM yang tinggal 25%, konflik internal ADK, kasus pengurus UKM yang dilaporkan ke polisi, ancaman golok buat pengurus BEM, dana DKM yang dianggap pungli, anggaran BEM yang disunat legislative, fitnah nikah sirih buat pemimpin kampus, Idul Adha yang menyedihkan, dikejar-kejar sampai tidur di semak-semak belakang perpustakaan, hiruk pikuk piala dunia 2010, demo pemilihan rektor, PUM yang kisruh sampai LPJ BEM yang ditolak. Benar-benar saat itu kita sedang kebajiran Amal Shaleh kalau kita faham memaknainya.
Allahu Akbar, masih banyak sebetulnya catatan tinta yang kami ingin torehakan dalam tulisan ini, namun beginilah seharusnya cinta, menjadi penguat bagi rasa yang sudah hambar, ia menjadi power bagi kelemahan. Semoga ini menjadi catatan indah bagi mereka yang istiqomah di jalan dakwah ini.
Mereka yang paling banyak sabarnya, paling banyak senyumnya, paling banyak amalnya, paling banyak istiqomahnya, paling banyak prasangka baiknya, paling banyak mengertinya dan paling banyak segalanya, maka merekalah yang paling dekat dengan kebahagiaan dan wangi surga. Maka, Be 100%.
3 komentar:
begitu besar perjuangan ka dan kawan2 dalam kemajuan kampuz. saat nie mungkin belum semua terbayarkan vi setidaknya, kami sebagai junior banyak mendengar masa2 kepemimpinan ka salahsatu yang terbaik. selamat ya ka
begitu besar perjuangan ka dan kawan2 dalam kemajuan kampuz. saat nie mungkin belum semua terbayarkan vi setidaknya, kami sebagai junior banyak mendengar masa2 kepemimpinan ka salahsatu yang terbaik. selamat ya ka
begitu besar perjuangan ka dan kawan2 dalam kemajuan kampuz. saat nie mungkin belum semua terbayarkan vi setidaknya, kami sebagai junior banyak mendengar masa2 kepemimpinan ka salahsatu yang terbaik. selamat ya ka
Post a Comment