Rabu, 07 Oktober 2009 pukul 07:32:00
PARIS--Kepala United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) yang baru terpilih, Irina Bokova asal Bulgaria, menyatakan kekagumannya pada budaya dunia Arab dan Islam. Seperti dilansir islamonline.net, Bokova mengatakan, kebudayaan memainkan peran yang amat signifikan dalam dunia Arab dan Islam.
"Saya mengenal dunia Islam dengan mendalam berkat warisan kebudayaannya yang sangat besar dan berbagai museum yang menjadi saksi hidup peradaban ini," tutur Bokova, kepala UNESCO wanita pertama yang berasal dari negara eks koloni Uni Soviet.
Bokova mengaku menikmati pameran yang diadakan Institut Dunia Arab di Paris yang menggelar kekayaan khazanah dunia Arab dan Islam. "Salah satu tugas saya sebagai pemimpin UNESCO yaitu ikut menyalakan cahaya untuk kekayaan khazanah peradaban besar ini," katanya.
Bokova menampik tuduhan dirinya didukung kekuatan lobi Israel dan pihak Yahudi saat pemilihan kepala UNESCO lalu. Beredar rumor, pihak Yahudi melakukan lobi untuk memperbesar peluang Israel meyahudikan Al-Quds dengan menduduki Yerusalem Timur. "Saya tidak pernah terkait lobi semacam itu saat pemilihan kemarin," tegas Bokova.
Mengenai Yerusalem, Bokova mengingatkan, kota tersebut sudah tercatat dalam Daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO. "Dengan demikian, Yerusalem telah dilindungi dari berbagai ancaman kekerasan dunia internasional karena statusnya sebagai warisan budaya itu," ucap Bokova.
Pihak Israel yang lobinya dikenal kencang di UNESCO dilaporkan ketakutan jika sampai terpilih kepala dari dunia Arab atau muslim terkait rencana mereka meyahudikan Al-Quds, kota suci ketiga bagi umat Islam setelah Makkah dan Madinah.
Bokova mengalahkan Farouq Hosni, kandidat kepala UNESCO asal Mesir. Hosni adalah menteri kebudayaan Mesir yang dijagokan oleh anggota asal Arab dan Afrika. Mengenai kekalahannya, Hosni menduga UNESCO telah 'dipolitisasi'. Hosni sempat diunggulkan memenangkan pemilihan kepala UNESCO di ronde-ronde awal. Sepanjang pemilihan memang berkembang isu 'utara versus selatan' yang mengacu pada kandidat asal Eropa lawan Afrika.
"Kemenangan saya dengan 31 suara merupakan kemenangan bagi dunia ketiga dan saya sendiri, maka saya tidak menganggap diri saya sebagai kandidat dari utara. Saya kandidat dari Bulgaria, negara yang tak memiliki standar untuk disebut negara 'utara'. Lagipula, Bulgaria tak pernah menjadi bagian dari koloni," urai Bokova.
Sang kepala UNESCO kembali menyatakan seruannya bagi dunia bahwa menghormati keanekaragaman budaya berarti menjadi makin toleran terhadap sesama. Bokova memberi penekanan pada menjembatani perbedaan berbagai budaya dan masyarakatnya, termasuk dalam memerangi rasisme. "Islamofobia adalah fenomena berbahaya dan harus dihadapi seperti tindakan rasisme lainnya," tegas Bokova.
"Sebagai kepala UNESCO, saya pribadi siap berkerja untuk mengendalikan fenomena ini," tutur Bokova seraya berbagi pengalamannya bersama komunitas muslim Bulgaria, di negara asalnya. "Di Bulgaria terdapat kelompok muslim Turki pendatang selain komunitas muslim Bulgaria yang telah lama ada," jelasnya.
Bokova bercerita, ia tumbuh besar di desa kecil dimana 80 persen penduduknya adalah muslim. "Saya menghabiskan masa kecil saya dalam suasana yang demikian," ucapnya. Bokova melanjutkan, dahulu ia kerap mengunjungi neneknya yang tinggal di perkampungan muslim. "Kehidupan pribadi saya telah diwarnai aneka kebudayaan dan kebiasaan bertoleransi," urainya.
"Saya memiliki ikatan personal dan budaya dengan dunia Arab. Saya memiliki pemahaman yang baik (mengenai dunia Arab dan Islam, rep) karena saya tahu mengenai dunia ini dan budayanya," tukasnya. Bokova menyatakan, dirinya siap menyambut siapapun untuk bekerja sama dan menjernihkan semua kesalahpahaman. c15/kpo
0 komentar:
Post a Comment