Deklarasi Banten Dukung Dunia Tanpa Kekerasan








Kongres Pemuda Internasional 2009 yang berlangsung sejak Selasa (29/9) akhirnya resmi ditutup, Rabu (30/9) malam, di Hotel Marbella Anyer, Kabupaten Serang.


Para peserta kongres menghasilkan 4 hal penting yang tertuang dalam Deklarasi Banten.
Kongres ditutup resmi oleh Staf Ahli Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Prof Dr Johar Arifin yang didampingi Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Prof Dr Arif Rahman dan Asda II Pemprov Banten Apon Suryana. Penutupan kongres yang mengambil tema, “Peran Pemuda Menciptakan Perdamaian Menuju Dunia Tanpa Kekerasan dan Radikalisasi” dilanjutkan acara farewell party (perpisahan) yang diisi hiburan dari para peserta.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kongres Pemuda Internasional 2009 menghasilkan sebuah rekomendasi yang dinamai Deklarasi Banten yang akan dibawa Prof Dr Arif Rahman ke sidang internasional UNESCO, di Paris, Perancis, Senin (5/10) mendatang.
Secara simbolis, Deklarasi Banten diserahkan salah seorang perwakilan peserta, yaitu Clare Cosgrove dari Irlandia Utara, kepada Prof Dr Johar Arifin yang kemudian menyerahkan kepada Arif Rahman. Berdasarkan naskah deklarasi yang diterima Radar Banten, ada 4 hal penting yang direkomendasikan 189 peserta yang berasal dari 37 negara.
Yang pertama, para peserta menganggap bahwa pendidikan memegang peran penting dalam menciptakan proses perdamaian. Karenanya, pendidikan sebaiknya tak hanya bicara soal kemampuan akademis melainkan harus diselipkan kurikulum pengetahuan lintas budaya serta kepedulian sebagai warga dunia. Kurikulum juga harus mendorong para pemuda mendahulukan kepentingan orang lain daripada individualistis.
Rekomendasi kedua, para peserta menganggap bahwa olahraga dan kesenian bisa mendorong terciptanya perdamaian di muka bumi. Karenanya, para peserta menyarankan agar semua negara menggalakkan program olahraga serta lebih sering menggelar program kesenian dan pertukaran kebudayaan.
Hal lain yang direkomendasikan adalah pentingnya peran media dan teknologi menciptakan perdamaian di dunia. Karena itu, para peserta mendesak semua pemerintahan di dunia agar memberikan menciptakan atmosfer yang mendukung kebebasan pers dan perkembangan teknologi. UNESCO juga didorong untuk lebih berperan mengawasi perkembangan dunia pers, terkait isu-isu perdamaian dan kekerasan terhadap sesama.
Rekomendasi terakhir dari Deklarasi Banten adalah pentingnya pengembangan masyarakat, terutama kalangan pemuda, terhadap proses terciptanya perdamaian. Untuk itu, pemerintahan dan kalangan swasta di seluruh dunia harus lebih memperhatikan kehidupan ekonomi masyarakatnya. Selain itu, dialog-dialog antar-sesama dan pemuda harus didukung dan difasilitasi.
Tadi malam, acara penutupan dan perpisahan menjadi begitu terkesan bagi para peserta karena mereka diberi kesempatan untuk mempertunjukkan kebudayaannya masing-masing di atas panggung. Beberapa di antaranya, meski serba terbatas, tampak antusias memperkenalkan budaya mereka kepada peserta lain dan para undangan.
Setelah berkongres di Banten, para peserta akan menuju Bandung, Jawa Barat, hari ini, untuk berekreasi dan meninjau objek pariwisata bersejarah, di antaranya napak tilas Konferensi Asia Afrika 1955. (say)

0 komentar:

 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates