Petinju Berjilbab di Olimpiade 2012


By Republika Newsroom
Senin, 05 Oktober 2009 pukul 11:59:00

Petinju Berjilbab di Olimpiade 2012

Salah satu anggota tim petinju wanita Afhganistan tengah berlatih

LONDON--Asosiasi Tinju Internasional (IBA) yang memberi gelar dunia sekaligus membawahi kejuaraan mengatakan, petinju Muslim akan diijinkan bertarung di Olimpiade 2012 dengan menjalankan anjuran berpakaian agama mereka. "Kini, tak ada lagi halangan bagi petinju wanita untuk berlaga dalam ring dengan pakaian tertutup," ujar jurubicara IBA seperti yang dikutip Sunday Times, (4/10).

Olimpiade 2012 musim panas di London, bakal menjadi ajang pertama kali yang membolehkan petinju wanita turun di arena ring. Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengatakan wanita akan bertarung di tiga nomor, kelas bulu (48-51 kg), kelas ringan (56-60 kg) dan kelas menengah (69-79 kg), dengan 12 petinju di masih-masing kelas.

Banyak negara dan bangsa Muslim mempertimbangkan mengirim petinju wanita mereka, termasuk yang mengenakan jilbab, ke Olimpiade.

"Permohonan terkait agama harus dipedulikan dan kami berupaya menjadi inklusif sebisa mungkin," ujar pejabat IBA. Maklum saja, isu jilbab dalam olahraga adalah musuh di kalangan Barat akhir-akhir ini.

Januari lalu, bintang atletik, sprinter Muslim dari sekolah menengah Amerika dikeluarkan dari kompetisi karena menggunakan jilbab. Lalu seorang anak Kanada berusia 11 tahun juga dicoret dari turnamen Judo nasional dengan alasan serupa.

Tak hanya itu, pada Maret 2007, Dewan Asosiasi Sepakbola Internasional (IFAB), pemegang kebijakan tertinggi olahraga tersebut, menyatakan jilbab terlarang bagi permainan sepak bola.

Duta besar perdamaian

Satu grup petinju berjilbab Afghanistan kini tengah menyiapkan bertanding di kualifikasi Olimpiade 2012. Di negara yang tercabik perang selama 30 tahun lebih dan dikendalikan masyarakat didominasi pria konservatif, para petinju wanita itu bisa dibilang duta besar perdamaian bagi negara mereka.

Bahkan, sebuah lembaga bantuan berbasis di London, Oxfam, mensponsori para petinju wanita Afghan tersebut, demikian menurut laporan Times. "Kami bangga mendukung para atlet yang menantang stigma terhadap wanita Afghan melalui hal-hal damai," ujar lembaga tersebut.

Di dalam tim petinju wanita Afghan, terdapat 25 atlet yang berusia antara 14 hingga 25 tahun. Mereka kini mengikuti sejumlah sesi latihan keras di stadion Olimpiade Kabul di bawah asuhan pelatih Fadir Sharify, mantan petinju profesional yang membujuk keluarga para atlet, bahwa bukanlah tidak pantas untuk terjun ke ring

Mirwais Wardak, salah satu atlet dalam program tinju Kabul mengatakan, tim itu adalah sebuah langkah besar bagi wanita Afghan. Baginya hal tersebut sebuah tindakan menantang stereotip tentang bagaimana wanita seharusnya berperilaku.

Kementrian Olimpiade Inggris, Tesa Jowell, yang melobi tinju wanita agar diakui dan dimasukkan sebagai salah satu cabang Olimpiade berharap melihat petinju wanita Afghan itu dapat sampai di arena Olimpiade London.

"Fakta bahwa para wanita itu telah membentuk sebuah tim tinju di dalam negara, di mana wanita kerap diperlakukan keras gara-gara berpartisipasi dalam olah raga harus disambut hangat," ujar Tesa. "Semangat mereka layak mendapat keberhasilan,". itz

0 komentar:

 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates