Demi Hidup yang Lebih Baik


Oleh : Abdurrahman El-Hafid

Seorang bapak yang bekerja dari pagi sampai petang, seorang pencari kerja yang keluar dari satu kantor ke kantor yang lain, seorang pelajar yang pulang pergi dari tempat sekolahnya, seorang ahli ibadah yang taat beribadah, seorang guru yang mengayuh sepedanya dari rumah ke sekolah, seorang petani yang pergi ke ladang untuk mencangkul, seorang Ibu yang menyusui anaknya, seorang pedagang yang berkeliling desa, seorang sopir taksi, seorang tukang ojeg, seorang tukang becak, seorang kuli bangunan, seorang penyemir sepatu, seorang tukang parkir, seorang penjual gado-gado, seorang......seorang....dan seorang!


Inilah hidup dan kehidupan, garis-garisnya menandakan sebuah kesimpulan dalm hidup ini. Semuanya bermuara pada kehidupan yang lebih baik. Anda, saya dan kita semua melakukan hal yang sama di mata Allah. Mengumpulkan energi-energi sebagai bekal menuju alam selanjutnya, alam kubur dan alam akhirat. Selama kisaran waktu 24 jam, setiap orang melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Dalam jenis dan strata sosial dan tingkat ekonomi yang berbeda, dari mulai tingkat bawah, menengah dan tingkat atas. Semuanya melewati kisaran waktu tersebut. Melewati garis-garis kehidupan sebagai guratan yang menyempurnakan kehidupan ini. Kita adalah bukti dari kebesaran yang Allah miliki, andaikan Allah tidak memiliki kemampuan untuk menciptakan kita, maka sesungguhnya Allah tidak hebat dari penciptaan-Nya, maka Allah buktikan dengan diciptakannya kita, karena membuktikan kekuasaan-Nya Allah.


Demi hidup lebih baik, kita terkadang mengorbankan segala yang kita miliki. Sampai-sampai ada juga orang yang kehilangan kiblat hidupnya. Contohnya saja seorang gadis yang demi keinginannya membantu orang tua, ia rela menjual dirinya. Ia bermaksud agar dengan ia bekerja dapat membantu kondisi ekonomi kelurganya. Niatnya memang mulia, tapi caranya yang tidak baik. Karena itulah, demi hidup yang lebih baik harus dimulai dengan niat yang baik dan dikerjakan dengan aktivitas dan cara yang baik pula.


Demi hidup yang lebih baik! Setiap makhluk bernama manusia pada hakikatnya ingin hidupnya dalam kebaikan-kebaikan, namun di tengah jalan fithrah kebaikan itu berubah, bercabang menjadi cabang keburukan. Padahal niatnya adalah kebaikan. Kenapa banyak berita kriminal lahir dari sebuah urusan perut, urusan ekonomi. Sementara banyak juga orang yang berlebihan rizkinya. Inilah suasana pemandangan yang telah diperlihatkan oleh wajah dunia ini.


Sekarang saatnya kita mengembalikan fithrah kebaikan yang pernah kita tanam dahulu, lahirkan kembali dalam diri kita, jangan hanya diniatkan namun di`azamkan dalam diri kita untuk menuai berbagai macam kebaikan, jadikan setiap diri kita menjadi jutawan-jutawan pahala. Kita memiliki potensi itu untuk berubah, merubah dan melaksanakan perubahan. Sekarang jugalah saatnya, kita kerahkan segala potensi yang kita miliki untuk memberikan yang terbaik untuk orang-orang yang kita cintai. Mereka menunggu kita di pintu gerbang kebahagiaan di ujung jalan sana, jangan biarkan mereka menunggu lama, karena mereka akan selalu berdo`a untuk kebaikan-kebaikan kita.


Semuanya dilakukan Demi hidup yang lebih baik!

“....demi hidup yang lebih baik harus dimulai dengan niat yang baik dan dikerjakan dengan aktivitas dan cara yang baik pula”.

0 komentar:

 

Design in CSS by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine
Blogger Template created by Deluxe Templates